Sukses

1-12-1973: Pendiri Israel Tutup Usia karena Pendarahan Otak

David Ben-Gurion meninggal pada usia 87 karena pendarahan otak yang dialami dua pekan sebelum kematiannya.

Liputan6.com, Yerusalem - Pendiri sekaligus perdana menteri pertama Israel, David Ben-Gurion, wafat di usia 87 tahun pada 1 Desember 1973. Ia meninggal karena pendarahan otak yang dialami dua pekan sebelum kematiannya.

Jasadnya disemayamkan di halaman Parlemen Israel, Knesset, Yerusalem, di mana ribuan pelayat memadati area tersebut untuk memberi penghormatan terakhir bagi Ben-Gurion. Bendera setengah tiang pun dikibarkan dan seluruh tempat hiburan ditutup sebagai bentuk penghormatan.

Kerabat dan rekan dekatnya mengiringi pengiriman peti jenazah Ben-Gurion ke Sdeh Boker, sebuah kibbutz (tempat pemukiman kolektif) di Negev, yang merupakan rumah bagi Ben-Gurion selama 20 tahun.

Lahir di Plonsk (saat ini masuk ke wilayah Polandia) pada 16 Oktober 1886, pria dengan nama asli David Gruen itu mengenyam pendidikan di sekolah Ibrani yang didirikan oleh ayahnya sendiri, seorang pegiat Zionis.

Dilansir Biography, Ben-Gurion yang tertarik mengenai Zionisme, membuatnya menjadi pemimpin kelompok Zionis ketika masih remaja. Ketika berusia 18 tahun, ia mulai mengajar di sekolah Yahudi di Warsaw, dan memasangkan sosialisme dengan Zionisme dan bergabung dengan Poalei Sion, kelompok sosialis/Zionis.

Menurut Encyclopedia of Nationalism, Volume II, oleh Alexander J. Motyl yang dilansir Wikipedia, Zionisme adalah gerakan nasional orang dan budaya Yahudi yang mendukung terciptanya sebuah tanah air Yahudi di wilayah yang didefinisikan sebagai Tanah Israel.

David Ben-Gurion dan istrinya, Paula Ben-Gurion (Wikipedia)

Setelah bertahun-tahun konsisten melakukan kegiatan terkait Zionisme, pada 14 Mei 1948 dirinya secara resmi memproklamasikan berdirinya Negara Israel. Ia pun menjadi orang pertama yang menandatangani Deklarasi Kemerdekaan Israel.

Ben-Gurion juga merupakan perdana menteri pertama Israel yang menjabat sejak 1948 hingga 1953, dan 1955 hingga 1963. Dalam periode yang sama ia juga menjabat sebagai menteri pertahanan dan memimpin sejumlah perang, termasuk krisis di Terusan Suez pada 1956.

Pada 1970 Ben-Gurion pensiun dari Knesset dan seluruh aktivitas politik. Seperti dilansir Britannica, ia menghabiskan sisa hidupnya untuk menulis memoar di Sde-Boqer, sebuah kibbutz di Negev.

Ben-Gurion juga menerbitkan sejumlah buku, sebagian besar merupakan kumpulan pidato dan essainya. Hidupnya juga dihabiskan untuk terlibat penelitian terkait sejarah komunitas Yahudi di Palestina dan studi Alkitab.

Karisma dan kepribadian yang dimiliki Ben-Gurion, membuat banyak orang kagum kepadanya. Ia pun dijuluki sebagai Bapak Bangsa.

Selain meninggalnya Ben-Gurion, pada 1 Desember 1958, kebakaran besar melanda sebuah sekolah Katolik di Chicago, Amerika Serikat. Peristiwa tersebut menewaskan 88 siswi.

Pada 1 Desember 1862, Presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln, menemui Kongres dan menyampaikan gagasan melalui sebuah pidato yang dianggap tabu waktu itu.

Dalam pidatonya, Lincoln menginginkan adanya perubahan kebijakan terkait perbudakan. Dengan tegas ia meminta seluruh budak yang ada di wilayah pemberontak harus segera dibebaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.