Sukses

Peneliti Indonesia dan Australia Bertukar Ilmu di Simposium Sains

Peneliti Indonesia dan Australia bertukar hasil riset serta pengalaman dalam simposium yang diadakan di Canberra hingga 1 Desember 2016.

Liputan6.com, Canberra - Sebagai dua negara yang bertetangga, Indonesia dan Australia berbagi banyak minat yang sama, tak terkecuali dalam bidang sains. Bahkan, kedua negara memiliki sejarah panjang dalam riset kerja sama antar pemerintah, lembaga pendidikan, serta tim penelitian publik dengan topik luas dan beragam.

Untuk meningkatkan kerja sama di bidang sains, sejumlah peneliti Indonesia dan Australia bertemu di Canberra pekan ini. Para peneliti kedua negara bertukar hasil riset serta pengalaman dalam Australia-Indonesia Science Symposium (AISS) hingga 1 Desember 2016 mendatang di Shine Dome, Canberra, Australia.

Tak hanya itu, dalam acara yang dibuka oleh Menteri Perencanaan dan Pembangunan Negara/Kepala Bappenas, Dr Bambang PS Brodjonegoro dan Menteri Urusan Pembangunan Internasional dan Pasifik, Senator Concetta Fierravanti-Wells, para peneliti juga akan membahas mengenai solusi untuk menjawab tantangan yang paling mendesak dalam bidang kesehatan, kelautan, serta agrikultur bagi kedua negara.

Bambang mendukung dan menggarisbawahi pentingnya simposium tersebut bagi Indonesia dan Australia. "Australia-Indonesia Science Symposium sangat penting bagi kedua negara kita. Pertama, pentingnya saling bertukar ilmu pengetahuan bagi hubungan kedua negara," ujar dia dalam pembukaan simposium pada Senin (28/11/2016).

"Kedua, peran sains dan teknologi dalam menggali peningkatan ekonomi, mempromosikan pengetahuan serta memicu produktivitas serta daya saing. Ketiga, pentingnya pengatahuan ilmiah dan riset bagi efektivitas pengembangan kebijakan pemerintah," imbuh Bambang.

AISS menjadi simposium sains pertama yang mempertemukan kurang lebih 100 peneliti Indonesia dan Australia untuk mendiskusikan bagaimana sains dan inovasi bisa saling beriringan menghadapi tantangan bersama. Selanjutnya AISS menjadi agenda tahunan yang digelar bergantian di Australia dan Indonesia.

AISS merupakan simposium yang diselenggarakan oleh Australian Academy of Science, Indonesian Academy of Sciences (AIPI), Australian Early-and Mid-Career Researcher Forum, dan Indonesian Young Academy of Sciences (ALMI), serta didukung oleh Australian Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) dan Knowledge Sector of Initiative.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini