Sukses

Menlu AS ke Antarktika untuk Kunjungi Piramida 'Alien' Misterius?

Sebuah teori aneh muncul dan mengklaim keberadaan sebuah piramida misterius di Antarktika.

Liputan6.com, New York - Sebuah teori aneh muncul dan mengklaim keberadaan sebuah piramida misterius di Antarktika.

Para penganut teori konspirasi bahkan memosting rekaman di situs berbagi video, di mana mereka mengklaim Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry mengunjungi Kutub Selatan pekan lalu, untuk mengunjungi markas alien yang ada di dalam piramida.

Video tersebut mengklaim mengambil gambar keberadaan piramida itu dari Google Earth, namun tak jelas apakah penampakan tersebut asli atau sudah direkayasa.

Video tersebut diposting oleh Third Phase of the Moon, saluran yang terus-menerus menyajikan teori konspirasi tentang alien.

Rekaman yang mereka sajikan menunjukkan struktur mirip piramida menyembul dari selimut salju -- dengan label mirip Google Earth namun ada kesalahan eja di dalamnya.

Di label itu tertulis 'Antartica Pyramid' -- yang seharusnya Antarctica -- menunjukkan indikasi bahwa rekaman tersebut telah diutak-atik alias tak lagi asli.

Respons terhadap video tersebut pun beragam. Sejumlah pengguna percaya bahwa apa yang diungkap benar adanya. Misalnya, James Jason, yang berkomentar, "Laporan sempurna dari Third Phase, aku juga percaya itu akan menjadi hal yang sangat dramatis, dan informasi itu untuk seluruh semua orang di planet ini."

Namun, pengguna lain menolak mentah-mentah. Misalnya Gordon Anderson. "Aku menghabiskan banyak waktu di pegunungan yang ditutupi salju, meluncur di permukaannya. Dan menurutku, penampakan seperti itu alami, bukan buatan manusia," kata dia seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (23/11/2016).

Struktur piramida misterius di Antarktika (Third Phase of the Moon)

Sementara, lainnya bergurau bahwa Menlu John Kerry ke sana untuk alasan lain. "#27 dalam daftar keinginannya, terbang ke Antarktika dan membuat 'malaikat salju' di tempat yang belum pernah dikunjungi manusia," tulis Daniel Schultz.

Penelusuran Liputan6.com, di media-media terpercaya, John Kerry memang mengunjungi Antarktika. Ia bahkan menjadi pejabat AS dengan jabatan tertinggi yang pernah mengunjungi lokasi tersebut.

Namun, seperti dikutip dari New York Times, sama sekali tak dilaporkan keterkaitan kunjungan Kerry dengan keberadaan piramida. Ia datang ke sana untuk meningkatkan moral dan semangat para ilmuwan yang sedang meneliti lapisan es di sana.

Selama empat tahun terakhir, Kerry berperan dalam kampanye AS terkait isu perubahan iklim -- sesuatu yang terancam pasca-kemenangan Donald Trump. Miliarder nyentrik itu dalam kampanyenya mengatakan, isu tersebut palsu belaka alias hoax.

Alien hingga Piramida Segitiga Bermuda

Kembali ke soal piramida. Struktur lancip di Antarktika tersebut bisa jadi adalah nunatak -- puncak pegunungan yang berada di atas lapisan es.

Sementara, Nigel Watson, penulis UFO Investigations Manual berpendapat, struktur piramida yang ada dalam video bisa jadi hasil photoshop, yang membuat pegunungan itu mirip dengan piramida. Atau bisa jadi, itu adalah formasi alami.

"Itu adalah formasi pegunungan yang tercipta oleh pergeseran gletser dan erosi, bukan dibentuk dengan laser listrik alien," kata dia kepada MailOnline.

Sudah sejak lama piramida menjadi objek para pendukung teori konspirasi.

Pada Oktober 2016 lalu, sebuah video yang viral mengklaim bahwa ada piramida kristal di bawah Segitiga Bermuda, yang dianggap bertanggung jawab atas hilangnya sejumlah pesawat dan kapal di area yang dianggap angker itu.

Piramida kristal yang diklaim berada 2.000 meter di bawah Segitiga Bermuda (Weekly World News)

Teori tersebut mengklaim, 'ilmuwan' menemukan struktur misterius itu pada 2012 dengan menggunakan teknologi yang belum diketahui oleh ilmu pengetahuan modern.

Tak hanya itu, lagi-lagi para penganut teori konspirasi mengatakan bahwa Piramida Giza sejatinya bukan struktur yang dibangun manusia pada masa lampau, namun dibangun oleh alien.

Piramida dibangun para alien? (Wikipedia)

Mereka beralasan, tak mungkin peradaban masa lampau, yang tak memiliki teknologi canggih dan peralatan berat bisa membangun sebuah struktur kolosal yang bertahan hingga ribuan tahun.

Menurut Anda? 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.