Sukses

Salam Nazi Sambut Kemenangan Presiden Terpilih AS Donald Trump

Terpilihnya Donald Trump sebagi presiden ke-45 A merika Serikat mendapatkan sambutan hangat dari para pendukung Nazi.

Liputan6.com, Washington D.C - Pada Sabtu 19 November 2016, anggota gerakan rasisme dan anti-Semit Alt-Right, berkumpul di Washington untuk merayakan terpilihnya Donald Trump sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat.

Menurut laporan dari media setempat yang dikutip dari CNN, Selasa (22/11/2016), pimpinan alt-right Richard Spencer, mendeskripsikan kelompoknya sebagai organisasi independen yang mencakup politik dan isu sosial yang berdasarkan pada perspektif pro-Eropa.

Tidak hanya itu, dari dalam rekaman yang diambil oleh majalah Atlantic -- yang melakukan dokumenter untuk Spencer -- memperlihatkan pengikut alt-right memberikan salut Nazi.

"Hail Trump! Hail our people! Hail victory!" ucap Spencer memberikan selamat kepada presiden terpilih AS, dengan menggunakan salam khas Nazi.

Pidato yang diucapkan oleh Spencer dalam pertemuan National Policy Institue tersebut dipenuhi dengan pernyataan yang membeda-bedakan ras, seperti menyebutkan kaum kulit hitam dan Latin -- yang merupakan minoritas pendukung Hillary Clinton dalam kampanye.

'Koalisi Hillary terdiri dari suku-suku yang hanya bersatu karena kebencian mereka terhadap 'kaum putih' -- yang artinya kebencian kepada kita," kata Spencer memprovokasi pengikutnya.

"Tidak ada dua bagian yang dapat berada di dalam ruangan yang sama dalam koalisi ini. Setidaknya tidak dalam waktu yang lama," tambah pria 38 tahun itu.

Pria nasionalis kulit putih itu juga mengatakan bahwa AS hingga generasi terakhir adalah negara kulit putih yang diciptakan untuk mereka dan anak cucu mereka.

"Ini adalah kreasi dan warisan kita, milik kita," ujar Spencer.

Acara tersebut diadakan di restoran italia Maggiano's yang tak jauh dari Gedung Putih, dan pada hari Senin 21 November, mereka mengeluarkan pernyataan permintaan maaf karena dijadikan tempat acara semacam itu. 

Kepada CNN, manajer restoran mengatakan akan mendonasikan uang sebesar US$10 ribu dari Liga Anti-Defamasi itu kepada badan amal. 

"Pemesanan tempat dilakukan oleh organisasi yang berbeda dan menjelang jam pertemuan digelar," tulis manajer restoran.

Sementara itu menanggapi adanya hal berbau neo-Nazi yang menyangkut Trump, tim transisi presiden terpilih mengatakan bahwa Donald Trump akan tetap menolak rasisme.

"Presiden terpilih Donald Trump akan terus menolak rasisme dalam bentuk apapun. Trump terpilih sebagai presiden bagi semua warga Amerika Serikat," ujar juru bicara Bryan Lanza dalam sebuah pernyataan.

"Jika ada yang berpikir sebaliknya, hal itu merupakan sebuah kesalahpahaman terhadap gerakan untuk menyatukan AS dari seluruh latar belakang," tambah Bryan.

Komentar tersebut dikeluarkan saat Trump mendapatkan kritikan karena menunjuk Steve Bannon yang merupakan ketua alt-right  dan juga penggagas media sayap kanan Breitbart News, sebagai pemimpin ahli strategi Gedung Putih -- sebuah posisi yang tidak membutuhkan persetujuan Senat.

Bannon sendiri mengatakan bahwa dia menolak perbedaan ras dan anti-Semitisme alt-right dan menggambarkan dirinya sebagai seseorang yang lebih nasionalis ekonomis.

Tidak hanya menyelamati Trump, Spencer juga mencela wartawan yang meliput pemilihan presiden AS 2016.

Dia mengatakan dalam istilah yang digunakan oleh propaganda Nazi, 'Lugenpresse' atau yang artinya 'media pendusta'.

Dia bahkan menilai bahwa Trump berada dalam posisi yang membuat suami Melania Trump itu terlalu 'bersahabat' dengan kaum minoritas dan Yahudi.

Spencer mengatakan Trump mendukung tindakan afirmatif dan membuat 'keselamatan' untuk para imigran memasuki wilayah AS secara massal.

"Trump mungkin akan menjadi presiden paling pro-Zionis yang pernah menjabat di gedung Putih. Harus diakui, ini tidak terlalu buru," kata Spencer yang mengindikasikan tindakan neo-Nazi.

Sementara itu Holocaust Memorial Museum AS mengatakan mereka sangat menyayangkan karena kejadian itu terjadi hanya beberapa blok dari tempat mereka.

"Holocaust tidak dimulai dengan aksi, tapi kata-kata. Museum menghimbau semua rakyat AS dari berbagai ras dan agama untuk menepis pemikiran rasis dan pidato kebencian yang dapat memecah persatuan," kata pihak museum dalam sebuah pernyataan.

Berikut video salam ala Nazi yang menjungjung Trump. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.