Sukses

22-11-1989: Baru 17 Hari Menjabat, Presiden Lebanon Tewas Dibom

Presiden Lebanon Rene Moawad menjadi pemimpin negara yang menjabat dengan waktu paling singkat, 17 hari.

Liputan6.com, Beirut - Tepat pada hari ini pada 22 November 1989, Presiden Lebanon, Rene Moawad, tewas dibunuh dalam serangan bom yang menargetkan mobil yang membawanya.

Moawad tewas setelah 17 hari menjabat sebagai Orang Nomor Satu Lebanon, dari 5 November hingga 22 November 1989.

Seperti dikutip dari New York Times, Senin (21/11/2016), ledakan menghancurkan iring-iringan mobil presiden yang membawa Moawad kembali ke rumahnya, setelah menghadiri perayaan Hari Kemerdekaan Lebanon, di wilayah Beirut barat.

Kejadian tersebut menewaskan setidaknya 23 orang, termasuk sang presiden, dan membuat iring-iringannya menjadi 'bongkahan' besi yang terbakar.

Serangan bom itu juga membuat jalan berlubang selebar 9 meter dan sedalam 1,8 meter.

Awan coklat mengepul di langit di wilayah Beirut, diakibatkan oleh tembakan bertubi-tubi dan rudal yang diluncurkan oleh tentara Libanon dan prajurit Suriah.

Warga berlarian ke segala arah, menjerit. Mereka mencoba mencari tempat berlindung, agar tak menjadi sasaran rudal.

Pengguna jalan yang berada di sekitar lokasi kejadian juga tak luput dari terjangan peluru. Dengan kondisi badan berlumuran darah, mereka memohon untuk diselamatkan.

Pengguna kendaraan bermotor pun membawa korban menuju Rumah Sakit Universitas Amerika, yang dinanti oleh dokter di depan pintu gawat darurat.

Menurut keterangan polisi, bom seberat 181 kilogram itu ditemukan terpasang di pinggir jalan yang menjadi rute perjalanan 7 mobil Land-Rover dan jeep polisi iring-iringan presiden.

Saat mobil yang ditumpangi oleh Presiden Moawad -- barisan kelima dalam iringan -- lewat, bom yang dikontrol menggunakan alat itu meledak. Sepuluh pengawalnya ikut tewas dalam kejadian nahas tersebut.

Dua orang petinggi negara kala itu, Perdana Menteri Selim al-Hoss , seorang Muslim Sunni, dan Ketua Parlemen, Hussein al-Husseini, seorang muslim Syiah, juga berada dalam iringan mobil. Beruntung, kedua pejabat tersebut berhasil lolos dari maut.

"Kesedihan, kegundahan, dan lautan amarah, saya berduka atas kepergian Anda yang syahid demi persatuan Libanon, syahid untuk kedamaian dan cinta," ujar PM Hoss pada saat mengumumkan kematian Presiden Moawad di televisi pemerintah Libanon.

Pria 64 tahun itu terpilih sebagai presiden setelah melalui sebuah perjanjian yang dipimpin oleh Arab Saudi dan didukung oleh Liga Arab.

Merusak Upaya Damai

Insiden tersebut 'merusak' upaya damai di negara tersebut, setelah 14 tahun perselisihan menghantui Lebanon.

Moawad diangkat menjadi pemimpin untuk membangun pemerintahan yang dapat menyatukan friksi Kristen dan Islam di negara itu.

Kurang dari 24 jam sebelum meninggal, Moawad memberikan pidato pertama, sekaligus terakhir sebagai Presiden Lebanon. Ia mengajak rakyatnya untuk bersama-sama, bersukacita, bersatu, dan kembali membangun negara. 

Sementara itu tidak ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas tewasnya Moawad. 

Tragedi juga terjadi pada pada hari yang sama tahun 1963. Kala itu Presiden Amerika Serikat, John F. Kennedy tewas dibunuh saat sedang berada dalam mobil atap terbuka di Dallas.

Tidak hanya itu pada 22 November 1718 seorang bajak laut terkenal, Edward Teach atau Blackbeard, tewas dalam pertempuran dahsyat melawan angkatan laut Inggris yang dikirim dari Virginia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.