Sukses

Rumah Sakit yang Tersisa di Aleppo Hancur oleh Serangan Udara

Medicins Sans Frontiers mengatakan rumah-rumah sakit di timur Aleppo telah dibom dalam 30 serangan terpisah semenjak pengucilan berlangsung.

Liputan6.com, Aleppo - Rumah sakit yang tinggal satu-satunya tersisa di Aleppo timur hancur lebur oleh serangan udara pada Sabtu 19 November 2016. Akibatnya lebih dari 250 ribu penduduk harus hidup tanpa akses kesehatan .

Empat rumah sakit pada hari Jumat lalu juga dibom dan terpaksa tutup. Kota yang menjadi basis pemberontak rezim Bashar al-Assad itu sengaja ditargetkan oleh pemerintah Suriah beserta koalisinya, Rusia.

"Mereka secara konsisten menyerang rumah-rumah sakit dalam beberapa hari terakhir," jata David Nott, seorang ahli bedah yang telah berpengalaman menjadi dokter perang selama berpuluh-puluh tahun. Dia juga mendukung para dokter di Aleppo.

"Selama karier saya, saya tak pernah melihat serangan yang sedemikian brutal seperti itu. Rumah sakit Aleppo, jasad bercampur dengan mereka yang masih hidup," kata Nott seperti dikutip dari The Guardian Minggu (20/11/2016).

Setidaknya ada dua dokter tewas dalam serangan terakhir. Nott khawatir, tak hanya di Aleppo, namun seluruh Suriah, rumah sakit menjadi sasaran penyerangan sehingga tak ada lagi akses kesehatan bagi penduduk.

"Sangat tidak lazim melihat begitu banyak bom. Ini neraka. Kami kami hanya ingin menolong mereka yang terluka, ibu-ibu yang melahirkan, karena mereka tak bisa meninggalkan kota," kata Farida, dokter di tenggara Aleppo,

"Tak ada yang peduli dengan kami, kami hanya Sunni Arab yang tinggal di Aleppo. Tak ada lagi kemanusiaan," tambahnya.

Medicins Sans Frontiers mengatakan rumah-rumah sakit di timur Aleppo telah dibom dalam 30 serangan terpisah semenjak pengecilan berlangsung pada Juli lalu. Dan tak ada kemungkinan untuk memberikan bantuan atau suplai obat-obatan.

Sekolah, jalan dan rumah juga telah dibom berulang kali sementara sekutu pemimpin Suriah Bashar al-Assad berusaha untuk mendorong masyarakat oposisi keluar dari kota. Dokter dan penduduk dalam Aleppo mengatakan persediaan tidak lebih dari dua minggu untuk makanan dan obat-obatan yang tersisa dalam kota.

Menjelang pemilihan AS, Rusia telah berjanji untuk melenyapkan apa yang tersisa dari pasukan anti-rezim dan masyarakat yang mendukung mereka, dan sebagai presiden terpilih Donald Trump mempersiapkan untuk mengambil alih Gedung Putih, Moskow makin kerap memberi ancaman.

Tak ada respons dari Washington yang telah mendukung pasukan oposisi dalam tiga tahun terakhir. Trump mengindikasikan akan menarik dukungan AS untuk para oposisi setelah pelantikannya pada Januari 2017 mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini