Sukses

16-11-1849: Vonis Mati yang Gagal untuk Sastrawan Besar Rusia

Sejumlah karya besar Dostoyevsky antara lain The Brothers Karamazov, Crime and Punishment, Notes from Underground, dan The Idiot.

Liputan6.com, Moskow - Fyodor Dostoyevsky, nama itu melekat di kalangan pecinta sastra klasik Rusia. Dalam sejumlah karyanya, Dostoyevsky kerap menampilkan tokoh yang putus asa dan memiliki pandangan ekstrem. Ia disebut mampu 'menelanjangi' psikologi manusia serta menganalisis secara mendalam kondisi politik, sosial, dan spiritual Rusia pada Abad ke-19.

Sastrawan besar lainnya, Franz Kafka mengklaim dua karya Dostoyevsky, The Brothers Karamazov dan Crime and Punishment sangat mempengaruhi dirinya dalam menulis novel The Trial.

"The Brothers Karamazov adalah 'novel paling indah yang pernah ditulis'," ujar Sigmund Freud, pendiri aliran psikoanalisis seperti dikutip dari Wikipedia.

Dostoyevsky lahir di Moskow, Rusia pada 11 November 1821. Ia merupakan anak kedua dari tujuh bersaudara pasangan Mikhail dan Maria Dostoyevsky. Mereka dibesarkan di lingkungan rumah sakit Mariinsky--sebuah rumah sakit yang diperuntukkan bagi kaum miskin.

Sejak umur tiga tahun, Dostoyevsky telah diperkenalkan oleh kisah-kisah heroik, dogeng, dan legenda oleh pengasuhnya, Alena Frolovna. Dan di usianya yang keempat tahun, sang ibu mengajarinya membaca dan menulis melalui Bible atau Injil.

Kemudian ia pun diperkenalkan dengan sejumlah penulis Rusia seperti Karamzin, Pushkin, dan Derzhavin. Kendati menggambarkan gaya didikan sang ayah ketat dan keras, namun ia mengaku daya imajinasinya 'hidup' melalui cerita yang dibacakan orang tuanya sebelum ia tidur.

Ia dilaporkan mulai menulis di usia 20-an. Novel pertamanya, Poor Folk, dipublikasikan pada 1846 ketika ia berumur 25 tahun.

Pada 23 April 1849, Dostoyevsky ditangkap karena berpartisipasi dalam gerakan revolusioner melawan Tsar Nikolai I. Lantas pada 16 November di tahun yang sama ia dijatuhi hukuman mati karena ia terlibat dengan sebuah kelompok intelektual liberal, Petrashevsky Circle.

Faktanya, hukuman mati tersebut tak pernah terjadi. Pada 22 Desember 1849, ia memang digiring ke hadapan regu tembak. Namun pada detik-detik terakhir, penguasa berubah pikiran.

Mereka mengirim Dostoyevsky ke sebuah kamp kerja paksa di Siberia di mana ia bekerja di sana selama empat tahun. Tak diketahui alasan di balik pengubahan hukuman tersebut.

Dostoyevsky menghirup udara bebas pada tahun 1854. Ia pun melanjutkan kehidupannya dengan bekerja sebagai seorang tentara di perbatasan Mongolia. Di sana pula ia menikahi seorang janda sebelum akhirnya memutuskan kembali ke Rusia pada 1859.

Seperti dikutip dari History.com, pada tahun berikutnya, ia mendirikan sebuah majalah. Tahun 1864, istrinya meninggal dunia disusul oleh kematian sang kakak pada 1865. Kondisi ekonominya mulai tak karu-karuan karena ia harus membayar utang serta membiayai keluarga kakaknya.

Selain tenggelam dalam utang, kondisinya semakin terpuruk dengan kecanduannya berjudi. Menurut kisah yang ditulisnya dalam Crime and Punishment, novel tersebut diselesaikannya dengan sangat tergesa-gesa karena ia sangat membutuhkan uang muka dari penerbit.

Dan pada saat yang bersamaan ia menulis novel, The Gambler, untuk memenuhi janjinya kepada pihak penerbit yang mengancam bila tidak ada karangan baru maka mereka akan mengklaim semua hak cipta atas karya-karya Dostoyevsky.

Terdorong oleh keinginan untuk 'melarikan diri' dari para krediturnya dan mengunjungi kasino di luar negeri maka Dostoyevsky yang menderita epilepsi itu bepergian ke Eropa Barat. Di sana, cinta lamanya dengan Apollinaria (Polina) Suslova, seorang mahasiswi muda, bersemi kembali. Namun lamarannya ditolak oleh Suslova.

Dostoyevsky patah hati. Tapi tak lama kemudian ia bertemu dengan Anna Grigorevna, seorang penulis steno berusia 20 tahun. Mereka menikah pada 1867. Periode ini merupakan masa kelahiran karya-karya besarnya. Pada periode 1873 hingga 1881 ia membalas kegagalan-kegagalan jurnalistiknya sebelumnya dengan menerbitkan sebuah jurnal bulanan penuh dengan cerita pendek, sketsa, dan artikel tentang peristiwa yang tengah hangat, A Writer's Diary. Jurnal itu pun sukses besar.

Sastrawan besar Rusia itu pun menutup mata untuk selama-lamanya pada 28 Januari 1881 karena pendarahan paru-paru yang disebabkan oleh serangan epilepsi. Jasadnya dimakamkan di Pemakaman Tikhvin di St. Petersburg, Russia.

Semasa hidupnya, Dostoyevsky telah menulis 11 novel, tiga novel pendek, 17 cerita pendel dan 'menelurkan' berbagai karya lainnya. Oleh kritikus sastra, ia dijuluki sebagai salah satu psikologi terhebat di dunia literatur.

Dalam peristiwa berbeda, pada 16 November 1988, Benazir Bhutto terpilih sebagai perdana menteri perempuan pertama di sebuah negara muslim dalam sejarah modern. Ia merupakan putri dari mantan pemimpin Pakistan sebelumnya, Zulfikar Ali Bhutto.

Sementara itu sejarah lain mencatat, pada 16 November 2001, film Harry memulai debutnya di bioskop. Film tentang kehidupan para penyihir ini diangkat dari novel karangan penulis Inggris, J.K Rowling.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.