Sukses

Setahun Teror Paris, Prancis Perpanjang Status Darurat

Setahun berlalu sudah. Namun luka belum kering juga. Pelaku sebagian telah tertangkap, tapi jaringan ISIS di Eropa makin mengkhawatirkan.

Liputan6.com, Paris - Tahun lalu Kota Paris dicekam rentetan teror: penembakan di restoran, penyanderaan di gedung konser, serangan bom di bar, dan bahan peledak yang meledak di luar stadion di ibu kota Prancis itu.

Kala itu, 13 November 2015, Presiden Francois Hollande mendeklarasikan situasi darurat di seluruh negeri. Ia juga meminta rakyatnya bekerja sama dengan aparat keamanan selama serangan teroris tak terduga terjadi di Prancis.

"Ini adalah horor," kata dia, seperti dikutip dari CNN.

Setahun berlalu sudah. Namun luka belum kering juga. Pelaku sebagian telah tertangkap, tapi jaringan ISIS di Eropa makin mengkhawatirkan.

Terkait dengan itu, Perdana Menteri Prancis, Manuel Valls, mengatakan status negara dalam darurat diperpanjang.

"Kami mengambil langkah itu untuk melindungi demokrasi di negara ini," kata Valls kepada BBC yang dikutip Liputan6.com pada Senin (14/11/2015).

"Oleh sebab itu, status negara dalam kondisi darurat masih berlaku."

Keterangan itu ia kemukakan setelah memperingati satu tahun tragedi teror bom yang menewaskan 130 orang tersebut.

Pemimpin peringatan satu tahun serangan teror terkoordinasi Paris adalah Presiden Prancis, Francois Hollande. Presiden Hollande dilaporkan meresmikan sebuah plakat "in memory of Manuel Dias".

Dimulai dari Stade de France dan berakhir di gedung konser Bataclan, Hollande dan Wali Kota Paris, Anne Hidalgo mengunjungi enam lokasi yang diserang teror pada Jumat malam.  

Hollande memutuskan tak mengeluarkan sepatah kata pun di lokasi-lokasi itu demi fokus menghormati para korban.

Nama-nama korban terpampang di tiap situs.

Gedung konser Bataclan dibuka kembali setelah perayaan satu tahun teror Paris. Dengan bintang kehormatan, penyanyi dari Inggris, Sting.

Sebelum memulai aksinya, Sting meminta para hadirin mengheningkan cipta, mengenang kembali para korban tewas.

Teror berupa bom bunuh diri dan penembakan di Bataclan menewaskan 90 orang. Korban tewas termuda berusia 17 tahun sementara tertua berusia 68 tahun.

"Kami memiliki dua agenda penting. Pertama mengenang dan menghormati mereka yang tewas. Kedua untuk merayakan kehidupan dengan musik dari tempat bersejarah ini. Kita tidak akan melupakan mereka...," ungkap musikus berusia 65 tahun itu sebelum akhirnya memainkan lagu "Fragile" dan "Message in a Bottle".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini