Sukses

Polusi Udara Terburuk dalam 17 Tahun, India dalam Kondisi Darurat

Kegiatan konstruksi dan pembangkit listrik berbahan bakar batubara rencananya akan ditutup sementara agar tak memperparah polusi udara.

Liputan6.com, New Delhi - Pemerintah India menyatakan bahwa polusi udara yang saat ini terjadi di New Delhi merupakan keadaan darurat. Menanggapi hal tersebut, kegiatan konstruksi dan pembangkit listrik berbahan bakar batubara rencananya akan ditutup sementara untuk memulihkan situasi agar lebih terkontrol.

Kabut asap parah dan konsentrasi partikel berbahaya telah enam hari menyelimuti New Delhi. Akibat kondisi tersebut, sekolah di Ibu Kota India itu akan ditutup selama tiga hari dan diberlakukan pembatasan kendaraan.

Partikel polutan 2,5 PM telah mencapai setidaknya 999 bagian kota pada minggu ini, di mana angka tersebut 16 kali melebih batas aman. Polutan dengan ukuran tersebut dinilai paling berbahaya karena dapat mencapai ke dalam paru-paru dan menerobos ke pembatas darah di otak.

Pada Minggu, 6 November 2016, Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal mengumumkan langkah-langkah darurat yang ditujukan untuk melindungi warga, termasuk melarang adanya pekerjaan konstruksi dan pembongkaran selama lima hari yang diduga menjadi penyebab utama polusi.

"Orang-orang sebisa mungkin harus tetap berada di rumah (dan) bekerja dari rumah," ujar Kejriwal.

Kejriwal juga telah meminta negara bagian tetangga untuk menegakkan hukum terhadap pembakar limbah pertanian. Setiap tahunnya ratusan ribu petani di Haryana dan Punjab membakar ladang mereka untuk membuang sisa-sisa tanaman dan membuat asapnya mengepul di daratan India utara.

Pemerintah Delhi sedang mempersiapkan untuk memperkenalkan kembali rencana sementara yang hanya memungkinkan mobil untuk keluar pada tanggal ganjil genap berdasarkan plat nomor mereka.

Dikutip dari The Guardian, Senin (7/11/2016), polusi udara di New Delhi jarang berada di level normal. Kondisi tersebut masuk ke level terburuk pada musim dingin yang diawali dengan perayaan Diwali.

Saat festival itu, ratusan ribu kembang api mewarnai seluruh kota dan meninggalkan kabut yang bisa berlangsung selama dua atau tiga hari. Namun pada pada tahun ini, kabut bertahan selama hampir satu minggu.

Organisasi Non-Profit asal New Delhi, The Centre for Science and Environment mengatakan, kualitas udara di ibu kota India itu saat ini berada di level terburuk dalam kurun 17 tahun.

Rumah sakit di kota dilaporkan mengalami peningkatan pasien penderita penyakit pernapasan. Menurut Badan Kesehatan PBB, WHO, India memiliki kasus pernapasan tertinggi di dunia, dengan 159 kematian per 100.000 orang pada 2012.

Kualitas udara di New Delhi saat ini berada di level terburuk dalam kurun 17 tahun (Reuters)

Seorang profesor pediatrik di Ram Manohar Lohia Hospital , Arti Maria, mengatakan bahwa polusi udara dapat membunuh.

"Kehadiran asap bahkan dalam jumlah sedikit dapat dianggap berbahaya bagi bayi dan balita. Kualitas udara saat ini dapat menyebabkan lambatnya perkembangan otak, gangguan mental, dan masalah psikologis," ujar Maria.

New Delhi juga menghadapi kualitas udara yang buruk pada 1990-an. Namun mereka berhasil memperbaikinya dengan meningkatkan standar emisi kendaraan, meminta taksi dan bus untuk menggunakan gas alam terkompresi, dan memindahkan beberapa industri berat ke pinggiran kota.

Selain asap yang disebabkan kebakaran di negara-negara tetangga, buruknya kondisi udara juga dikaitkan dengan kombinasi dari debu jalan, asap knalpot, emisi industri, termasuk perapian yang digunakan oleh warga untuk memasak dan menghangatkan tubuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.