Sukses

Warga Latin Pendukung Trump Tuduh Hillary Clinton Komunis

Hubungan Donald Trump dengan warga Latin jauh dari mesra. Namun, ada saja yang mendukung capres itu.

Liputan6.com, Miami - Hubungan Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump dan masyarakat Latin jauh dari mesra.

Gara-gara ucapan miliarder nyentrik itu yang menyinggung kalangan minoritas di AS itu.

Misalnya, ia menyebut, imigran Latin sebagai 'kriminal' dan pemerkosa -- atau bahkan pembunuh.  

Trump juga pernah mengusir wartawan keturunan Meksiko, Jorge Ramos dalam kampanyenya.

Suami Melania itu juga menyebut Miss Universe 1996, Alicia Machado sebagai 'Miss Housekeeping' hanya karena ia seorang Latin.

Pemenang Miss Universe 1996 Alicia Machado mengaku jadi korban penghinaan Donald Trump (AFP)

Namun, masih ada juga anggota masyarakat Latin yang mendukung Trump. 

Seperti segelintir orang yang berkumpul di lapangan parkir International Mall Library di Doral, Miami, Florida.

"Trump, Trump, Trump," teriakan tersebut datang dari delapan orang pendukung Trump.

Tak hanya memuji capres asal Republik itu setinggi langit mereka juga melemparkan sumpah serapah pada Hillary Clinton, rival berat Donald Trump dari Partai Republik.

Menurut pemimpin aksi, Alenjandro Lugo, mereka semua berasal dari komunitas Latin di Florida.

Ia mengklaim, dukungan kepada Trump pun didasari alasan kuat.

Mereka percaya hanya sang miliarder yang mampu membawa AS, kembali 'spektakuler' dan berjaya, serta merebut kembali statusnya sebagai negara 'adidaya' (superpower).

 

Pendukung Donald Trump di Miami, AS. (Liputan6.com/Andreas Gerry Tuwo)

Sementara jika Hillary menang, kata Lugo, AS akan semakin merosot. Tidak cuma di sektor ekonomi, tapi di semua bidang.

"Dia (Hillary Clinton) pembohong, dia komunis," ucap pria keturunan Kuba tersebut.

Ia meramalkan, jika AS dipimpin Hillary maka nasibnya akan sama dengan negara gagal lainnya.

"Apa kalian mau negara kita seperti Venezuela, Kuba, masyarakatnya dikekang tidak punya kesempatan memilih," teriak Alejandro.

Ia mengakui, aksi menggalang dukungan yang dilakukan pihaknya berdampak kecil.

Namun, Lugo mengklaim, suara masyarakat Latin di Miami, yang jumlahnya populasinya hingga 18 persen akan memilih Trump.

Alasannya sederhana. Kata dia, walau belum punya pengalaman sebagai politisi, Trump dianggap mampu menjalankan bisnisnya dengan baik.

Lugo percaya, kemampuan itu akan dipakai Trump saat memimpin AS.

"Kami percaya, Trump akan memperbaiki ekonomi kami dan ia akan menciptakan banyak lapangan kerja," teriak dia.

Di sisi lain, dukungan dari warga Latin mengalir untuk Hillary Clinton.

Seperti dikutip dari Miami Herald, grup konstruksi Hispanik terbesar di AS, Latin Builders Association menyatakan dukungan untuk capres Demokrat itu.

Ini adalah langkah bersejarah, sebab dalam 40 tahun sejarahnya, LBA hanya mendukung kandidat yang punya prinsip konservatif, pro-bisnis, meyakini pembatasan regulasi pemerintah, dan punya etika bisnis serta nilai keluarga yang sesuai dengan kelompok tersebut. Dan Hillary Clinton tak memenuhi semua kategori itu.

Sementara itu, seperti dikutip dari Latin American Herald Tribune, pada kampanye di Miami, Barack Obama meminta masyarakat mendukung Clinton.

Presiden AS itu juga menyebut, Trump tak akan menyuarakan kepentingan kelas pekerja.

"Jika kami memenangkan Florida, itu berarti kami akan memenangkan pemilu ini. Dan itu bergantung pada Anda," kata Obama.

*Liputan Pilpres AS langsung dari Miami dan New York terlaksana berkat kerjasama dengan Kedubes Amerika Serikat untuk Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.