Sukses

Merekat Asa dari Busan untuk Indonesia dan ASEAN

Kota Busan terus menjajaki hubungan lebih erat dengan negara sekawasan. Seperti membuka ASEAN Culture House atau Rumah Budaya ASEAN.

Liputan6.com, Busan - Kota Busan yang berada di tenggara Korea Selatan terus berbenah. Sebagai kota tersibuk di Negeri Ginseng, wilayah itu terus menampilkan diri sebagai kota yang modern, namun tak melupakan cirinya sebagai kota budaya dan tradisi.

Karena itu, kota pelabuhan ini tak melupakan hubungan dan komunikasi dengan negara-negara sahabat. Termasuk Indonesia.

"Kami sudah menjalin hubungan yang baik dan intensif dengan negara lain, termasuk dengan negara-negara ASEAN seperti Indonesia," ucap Direktur Humas dan Media Kota Busan, Jung Jae-gwan dalam acara jamuan makan malam dengan delegasi ASEAN Media People's Visit to Korea termasuk Liputan6.com di Kota Busan, akhir Oktober lalu.

Bahkan, lebih khusus lagi, Pemerintah Kota Busan sudah menjalin hubungan yang erat sejak lama dengan Kota Surabaya, Jawa Timur. Kerja sama antara kedua kota pun meliputi berbagai hal yang memegang prinsip saling menguntungkan.

"Kerja sama Kota Busan dengan Kota Surabaya terjalin dengan baik setelah menjadi sister city sejak 20 tahun lalu," jelas Jung.

Kerja sama itu antara lain diwujudkan di bidang pendidikan. Ratusan pelajar serta guru sekolah menengah dari Kota Surabaya telah dikirim ke Busan, untuk mengikuti program pertukaran pelajar dan pelatihan guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Kota Pahlawan.

Pertemuan delegasi ASEAN Media People's Visit to Korea di ASEAN-Korea Centre, Seoul, Korea Selatan, Senin (24/10/2016). (Liputan6.com/Rinaldo)

Bahkan, sejak lima tahun terakhir, Pemkot Surabaya rutin mengirimkan delegasi pendidikan ke Busan, seperti kelompok guru sekolah menengah dan pelajar serta mahasiswa untuk belajar di Busan.

Awal Kerja Sama Korea Selatan-RI

Kerja sama antara Korea Selatan dan Indonesia berawal secara resmi sejak terbentuknya hubungan diplomatik pada 17 September 1973. Langkah itu kemudian ditindaklanjuti dengan mendirikan Kedutaan Besar Korea Selatan di Jakarta dan Kedutaan Besar Indonesia di Seoul.

Dalam perjalanannya, kedua negara memiliki visi, nilai, dan keinginan untuk berkontribusi pada komunitas internasional sebagai kekuatan menengah yang sama. Apalagi kedua negara juga sama-sama menjadi anggota dari G-20 dan APEC.

Kerja sama yang terjalin selama ini meliputi berbagai bidang, seperti ekonomi, pendidikan, militer dan budaya. Demikian pula dengan hubungan pimpinan pemerintahan yang sangat erat dengan saling berkunjung di antara Presiden Korea Selatan dan Presiden Indonesia.

Busan Exhibition and Convention Centre (Bexco). (koreaittimes.com)

Seperti kunjungan Presiden Joko Widodo ke Korea Selatan beberapa waktu lalu, berhasil mencapai kesepakatan untuk meningkatkan sejumlah kerja sama dengan pihak Korea Selatan.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebutkan bahwa peningkatan kerja sama itu meliputi tujuh bidang, yaitu maritim, industri kreatif, olahraga, geospasial, kawasan ekonomi khusus, restorasi lahan gambut, dan pemberantasan korupsi.

Terkait dengan kerja sama di bidang maritim dan industri kreatif, tentu saja posisi Kota Busan sangat penting. Sebagai sebuah kota pelabuhan yang terus berkembang dan dikenal pula sebagai pusat industri kreatif, Busan agaknya bakal menjadi partner yang tepat bagi Indonesia di Korea Selatan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Rumah Budaya ASEAN

Tak hanya dengan Indonesia, Kota Busan juga terus menjajaki hubungan yang lebih erat dengan negara-negara yang dekat secara regional seperti ASEAN. Salah satunya dengan membuka ASEAN Culture House atau Rumah Budaya ASEAN di Kota Busan.

Rencananya, Rumah Budaya ASEAN ini akan dibuka pada Oktober 2017 atau bertepatan dengan perayaan ulang tahun ke-50 berdirinya ASEAN. Sejumlah kegiatan pun telah dirancang untuk merayakan hubungan persahabatan, sejak pembentukan kemitraan dialog bilateral Korea Selatan dan ASEAN pada 1989.

Direktur Biro Asia Selatan dan Pasifik pada Kementerian Luar Negeri Korea Selatan, Ryu Jeong-hyun mengatakan, Rumah Budaya ini akan membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman di antara warga Korea tentang budaya Asia Tenggara.

"Rumah Budaya ini adalah yang pertama ada dan akan memainkan peran penting dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat Korea tentang ASEAN dan budayanya," jelasnya dalam pertemuan dengan delegasi ASEAN Media People's Visit to Korea di Seoul, pekan lalu.

Saat ini, pembangunan Rumah Budaya ASEAN berlantai empat tersebut tengah dalam pembangunan di kawasan eksklusif Haeundae, Busan. Di tempat ini nantinya masing-masing negara ASEAN bisa menampilkan budaya tradisional dan modern, agama dan aspek lainnya.

Delegasi ASEAN Media People's Visit to Korea berfoto bersama di ASEAN-Korea Centre, Seoul, Korea Selatan. (Ist)

Bangunan yang menghabiskan biaya AS$ 20 juta ini juga akan menjadi tempat untuk konser musik dan pertunjukan serta pertemuan antara warga Asia Tenggara yang ada di Korea Selatan dan Busan khususnya.

Tak hanya itu, lembaga ASEAN-Korea Centre saat ini juga tengah menggelar program Visit Asean@50 Golden Celebration 2017. Program ini bertujuan untuk memperkenalkan makanan, aspek bisnis serta sosial budaya dari negara ASEAN kepada warga Korea.

"Kita menggelar banyak sekali acara di Korea sampai perayaan HUT Emas ASEAN tahun depan, agar warga Korea yang akan bepergian ke negara-negara ASEAN mendapat gambaran tentang negara yang akan didatangi," ujar Sekretaris Jenderal ASEAN-Korea Centre, Kim Young-sun.

Program ini akan dihelat di Seoul dan Busan sepanjang November 2017 dan akan menampilkan festival kuliner dan perdagangan.

"Ratusan perusahaan makanan dan minuman dan sektor lainnya dari negara ASEAN diharapkan bisa memamerkan produk mereka di dua acara itu," ujar Kim yang juga mantan Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia.

 

3 dari 3 halaman

Kota Perdagangan dan Budaya

Busan adalah kota pelabuhan dan metropolitan di sebelah tenggara Korea Selatan. Dengan populasi sekitar 4.000.000 jiwa, Busan adalah kota kedua terbesar di Negeri Ginseng setelah Seoul dan salah satu dari 3 pelabuhan tersibuk di dunia.

Busan terletak di muara Sungai Nakdong, yang mengalir sepanjang 700 km dari pedalaman Semenanjung Korea. Sebagai kota pelabuhan terbesar di Korea, setengah dari ekspor negara itu dikapalkan dari kota ini.

Tak hanya untuk perdagangan, laut yang mengelilingi Busan juga dimanfaatkan untuk wisata. Di sekitaran Pantai Haeundae dengan mudah dapat dilihat deretan yacht yang siap membawa wisatawan menikmati keindahan Kota Busan dari kejauhan.

Keindahan Busan itu pula yang membuat kota ini makin terkenal dan mendunia karena kerap menjadi tuan rumah event berkelas dunia. Sebut saja sebagai tuan rumah Asian Games 2002, Piala Dunia FIFA 2002, dan Konferensi APEC 2005.

Kini, Busan International Film Festival (PIFF) menjelma menjadi salah satu festival film terpenting di Asia. Ditambah lagi dengan kehadiran Busan Asian Film School yang semakin mengukuhkan Busan sebagai salah satu pusat perfilman terpenting di Asia.

Jembatan Gwangan di Kota Busan, Korea Selatan. (meganusawisata)

Bagi warga Busan sendiri, ada dua ikon yang menjadi kebanggaan bersama. Dua ikon ini dianggap sebagai perlambang kota yang sudah modern dan siap menuju masa depan.

Yang pertama adalah Busan Exhibition and Convention Centre (Bexco). Sejak dibuka tahun 2001, Bexco menjadi andalan untuk penyelenggaraan berbagai acara pameran dan konferensi.

Bexco memiliki exhibition hall seluas 26.508 m2 yang dapat dibagi menjadi 3 ruangan. Sedangkan convention hall seluas 5.148 m2 dapat dibagi menjadi 37 ruang, termasuk ballroom berkapasitas 2.400 orang.

Di kawasan Bexco juga terdapat auditorium yang dilengkapi dengan panggung permanen berukuran 32×32 meter. Auditorium ini menjadi pusat pertunjukan hiburan di Korea Selatan. Selain itu, ada pula 12 ruang pertemuan sehingga total luas Bexco menjadi 160.000 m2, mencakup juga bangunan Bexco setinggi 8 lantai.

Yang kedua adalah Gwangan Grand Bridge atau Jembatan Intan yang membentang sepanjang 7,4 km menghubungkan Heundae-gu ke Suyeong-gu. Keindahan jembatan ini terlihat nyata pada malam hari dengan lampu warna-warni yang terlihat menarik mengelilingi seluruh jembatan.

Kereta api cepat KTX Seoul-Busan. (wikimedia)

Jembatan ini dibangun pada 1994 dan selesai pada 2002 sebagai jembatan terpanjang kedua setelah Jembatan Incheon dekat Seoul. Jembatan Intan sempat dibuka pada September-Oktober 2002 untuk pergelaran Asian Games, namun ditutup kembali dan baru dibuka untuk umum pada 2003.

Untuk menuju Busan dari Seoul, ada beberapa alternatif transportasi. Jika berburu dengan waktu, Anda bisa naik pesawat dari Bandara Incheon yang memakan waktu sekitar 50 menit. Jika naik bus, perjalanan akan menghabiskan waktu 4,5 jam.

Bisa pula dengan naik kereta api cepat KTX dengan masa tempuh 2 jam. Dijamin, Anda akan merasa nyaman di atas kereta ini dan tak akan bertemu zombie seperti dalam film Train to Busan yang rilis pada Agustus lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini