Sukses

Top 3: Suntikan Mati Pertama bagi Wanita di AS

Kehidupan masa kecil terhukum mati Margie Velma Barfield tidak seindah masa kanak-kanak teman-teman seusianya.

Liputan6.com, Jakarta - Hukuman mati tidak mengenal batasan, bahkan ketika terpidananya adalah seorang wanita yang tampak seperti nenek biasa pada umumnya.

Hukuman suntik mati atas Margie Velma Barfield merupakan hukuman sejenis itu yang pertama kalinya di Amerika Serikat. Kisahnya menjadi pusat perhatian pembaca Liputan6.com pada Rabu (2/11/2016) sore.

Selain hukuman suntik mati, tragedi MH370 masih terus menjadi misteri yang mengundang rasa ingin tahu. Apalagi setelah pernyataan Direktur ATSB, Peter Foley, yang menyatakan bahwa ada baru yang 'memperbesar kepastian' tentang apa yang terjadi.

Para pembaca juga mengikuti perkembangan di negeri Gajah Putih setelah kematian Raja Bhumibol Adulyadej. Kabar tentang penerus tahta dan tanggal peresmian naik tahta juga menarik perhatian pembaca.

Berikut adalah Top 3 Global selengkapnya:

 

1. 2-11-1984: Perempuan Pertama di AS yang Dieksekusi Suntik Mati

Margie dihukum mati akibat 4 pembunuhan berencana yang dilakukannya. Salah satu korban adalah ibunya sendiri (Wikipedia)

Jika dilihat perempuan tua itu terlihat seperti nenek 'normal' pada umumnya. Duduk santai pada sore hari sambil menggendong cucu, mungkin itulah hal yang terlintas dalam benak seseorang ketika melihat tampilan sepintas Margie Velma Barfield.

Namun wanita yang kala itu berusia 52 tahun itu adalah seorang pembunuh berantai yang setidaknya telah menghilangkan nyawa 4 orang, termasuk ibunya sendiri.

Seperti dikutip dari New York Daily News, Selasa 1 November 2016, perempuan yang dikenal dengan sebutan 'Death Row Granny' itu dilahirkan dari sebuah keluarga petani tembakau yang miskin. Margie merupakan anak kedua dari sembilan bersaudara.

Selanjutnya...


2. Australia: MH370 Tak Terkontrol dan Berputar Sebelum Menuju Maut

Puing milik MH370 yang ditemukan di Tanzania (Reuters)

Laporan terbaru Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB) terkait tragedi MH370 menyebutkan, pesawat nahas itu 'terjun' ke laut dalam kondisi tidak terkontrol. Hasil investigasi ini pun memberi gambaran jelas tentang saat-saat terakhir pesawat itu sebelum akhirnya 'menghilang'.

ATSB yang merilis laporannya pada Rabu waktu setempat menjelaskan bahwa analisis pada puing sayap yang ditemukan menunjukkan bahwa pesawat tidak dalam persiapan untuk mendarat. Menurut Direktur ATSB, Peter Foley, analisis tersebut 'memperbesar kepastian' tentang apa yang terjadi.

"Sayap mungkin dalam posisi tidak diperpanjang yang berarti pesawat tidak dikonfigurasi untuk mendarat atau landing di atas air," kata Foley mengacu pada praktik mengembangkan sayap untuk memungkinkan pesawat melakukan perjalanan dengan aman pada kecepatan rendah dalam persiapan untuk mendarat seperti dikutip dari Reuters, Rabu 2 November 2016.

Selanjutnya...


3. Putra Mahkota Thailand Naik Takhta 1 Desember?

Putra Mahkota Thailand Maha Vajiralongkorn (Reuters)

Putra mahkota Maha Vajiralongkorn dipastikan akan menjadi Raja Thailand pada 1 Desember mendatang. Hal itu diungkapkan oleh petinggi pemerintah kepada BBC yang Liputan6.com kutip pada Rabu 2 November 2016.

Setelah naik takhta, ia diharapkan akan mendukung konstitusi baru yang dirancang oleh junta militer lantas pangeran Vajiralongkorn akan menunjuk siapa tim senior untuk kerajaan.

Sang ayah, Raja King Bhumibol Adulyadej adalah raja paling lama memimpin. Ia mangkat pada 13 Oktober lalu di usia 88 tahun.

Pemerintah junta mendeklarasikan satu tahun masa berduka di Negeri Gajah Putih.

Selanjutnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.