Sukses

Ini 3 Penjelasan Ilmiah Mengapa Orang Merasa Melihat Hantu

Ternyata sejumlah fenomena 'gaib' seperti penampakan bisa dijelaskan secara ilmiah. Berikut 3 di antaranya:

Liputan6.com, Jakarta Halloween merupakan waktu di mana orang-orang berkumpul untuk merayakan hal-hal yang berkaitan dengan alam gaib.

Meski tak semua orang percaya dengan hal gaib, ternyata orang yang meyakini adanya hantu mencapai 38 persen, dan mereka yang mengaku pernah melihat hantu berada di angka tak jauh berbeda.

Kata hantu sendiri merujuk pada ide tentang arwah manusia atau hewan yang telah meninggal dan muncul dalam dunia nyata secara fisik. Beberapa orang pun mengaku pernah melihat penampakan, mulai dari merasakan keberadaan makhluk gaib hingga berpindahnya objek.

Ternyata fenomena gaib itu dapat dijelaskan menggunakan sains secara sederhana. Dikutip dari Ancient Origins, Selasa (1/11/2016), berikut 3 penjelasan ilmiah tentang penampakannya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Faktor Psikologis

Ilustrasi hantu. (Bloody Disgusting)

Upaya untuk menjelaskan keberadaan hantu sering dikaitkan dengan faktor psikologis, salah satunya menyangkut sugesti. Hal itu dibuktikan dengan sebuah studi klasik, di mana para sejumlah peserta mengunjungi lima bagian utama sebuah teater sebelum pada akhirnya menilai kunjungan itu berdasarkan perasaan dan persepsi mereka.

Sebelum melakukan tur, satu kelompok diberi tahu bahwa lokasi tersebut angker, sedangkan kelompok lainnya diberi tahu bahwa bangunan itu dalam renovasi.

Hasilnya tak mengherankan, di mana mereka yang sebelumnya diberi tahu bahwa tempat itu angker akan memiliki pengalaman lebih intens--mirip dengan kejadian menyangkut hal gaib.

Sugesti secara verbal juga telah terbukti meningkatkan persepsi adanya aktivitas gaib, terutama ketika sugesti tersebut sesuai dengan kepercayaan yang ada.

Namun penelitian lain menyebut hasil yang tidak konsisten. Sebuah studi di Hampton Court menemukan bahwa sugesti tak memiliki efek terhadap ekspektasi para partisipan dalam mengalami fenomena tak biasa atau kecenderungan untuk melihat hantu.

Dari kedua studi tersebut dapat dikatakan bahwa efek sugesti tergantung pada keyakinan seseorang. Orang yang percaya dengan hal gaib akan cenderung mengaitkan sesuatu dengan fenomena paranormal, sementara para skeptis akan menyangkalnya.

3 dari 4 halaman

2. Medan Elektromagnetik

Rumah seharga 70 triliun tak kunjung dihuni karena dianggap berhantu

Penjelasan lain mengaitkan penampakan dengan faktor lingkungan, seperti medan elektromagnetik dan infrasonik. Ilmuwan Neurosains asal Kanada, Michael Perisnger, menunjukkan bahwa terpaparnya lobus temporalis otak terhadap medan elektromagnetik bisa menghasilkan sensasi seperti disentuh.

Selain itu telah diamati bahwa tempat yang sering dikaitkan dengan keberadaan hantu--seperti Hampton Court--memiliki medan magnet tak menentu.

Infrasonik--frekuensi audio di bawah kisaran pendengaran manusia--juga dianggap mampu menjelaskan fenomena tersebut. Beberapa penelitian telah menghubungkan infrasonik dengan adanya sensasi aneh.

Dalam salah satu contoh, penonton diminta menggambarkan reaksi mereka terhadap potongan musik kontemporer yang dicampur dengan infrasonik. Mereka menyebut bahwa suara tersebut membuatnya ketakutan, gugup, gelisah, dan sedih.

4 dari 4 halaman

3. Efek Racun

Hantu di jendela kamar tidur.

Persepsi hal-hal gaib juga dapat timbul dari reaksi zat beracun, seperti karbon monoksida, formaldehida, dan pestisida. Selain itu juga telah diduga bahwa halusinasi jamur--yang disebabkan karena jamur beracun--dapat merangsang persepsi adanya penampakan.

Shane Rogers dan timnya dari Clarkson University, mengamati kesamaan antara pengalaman gaib dan efek halusinogen spora jamur.

Hal tersebut memungkinkan penjelasan mengapa penampakan sering terjadi di gedung-gedung tua dengan ventilasi tak memadai dan kualitas udara buruk.

Gagasan tersebut bukan merupakan hal baru dan para ahli telah melaporkan efek yang sama terkait buku-buku tua. Mereka mengklaim bahwa paparan jamur beracun dapat memicu gejala mental atau syaraf yang menciptakan persepsi sama dengan pengalaman penampakan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini