Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Kisah Memilukan PSK di Red Light Legal Inggris

Kehidupan Kayleigh menjadi hancur ketika temannya memperkenalkan dia dengan narkoba, saat perempuan itu berusia 16 tahun.

Liputan6.com, London - Kehidupan kelam itu dimulainya ketika dia berusia 16 tahun. Saat itu ia masih remaja dan naif, tak tahu bahwa apa yang dilakukannya akan berdampak 'seumur hidup'.

Ketika berusia remaja, Kayleigh menjadi pencandu narkoba setelah salah satu temannya menyuntikkan heroin ke dalam tubuh gadis itu untuk yang pertama kalinya.

Percobaan itu tidak lagi hanya sekedar coba-coba, seiring dengan berjalannya waktu remaja itu menjadi candu dan nekat mencuri dari keluarganya.

Sekarang, Kayleigh tumbuh menjadi perempuan dewasa, seorang ibu tiga anak. Namun kehidupannya tak seindah yang pernah dibayangkannya ketika kecil.

Akibat kecanduan narkoba, ketiga anak Kayleigh harus tinggal bersama nenek mereka -- sang ibu tak bisa mengurusi mereka.

Seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Rabu (26/10/2016), 'kedekatan' Kayleigh dengan narkoba menghancurkan hidupnya. Selain menjadi pencandu, ibu tiga anak itu juga harus bekerja sebagai PSK demi membeli lintingan ganja.

Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). (iStockphoto)

"Kehidupan yang menyedihkan, aku membenci hidupku, aku marah pada diriku sendiri," kata Kayleigh.

"Aku memiliki 3 anak yang cantik, tapi mereka terpaksa tinggal dengan ibuku karena aku tak bisa melindungi mereka. Semua ini gara-gara obat-obatan. Aku sangat ketakutan karena aku tahu setiap kali aku bekerja nyawaku dalam bahaya dan hanya narkoba yang membuatku bertahan," ujar perempuan itu.

Di sinilah kehidupan yang semakin tak 'bercahaya' itu dimulai Kayleigh dan seorang temannya, Sammie Jo, zona prostitusi legal Inggris, Holbeck.

"Aku bekerja demi membeli ganja dan heroin. Barang itu pula yang membuatku kembali bekerja," ujar perempuan itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pelecehan dan Pengkhianatan

Berbeda dengan cerita Kayleigh yang 'diracuni' temannya saat remaja, Sammie Jo mendapatkan perlakuan tak senonoh semasa kecil, sebuah pelecehan seksual.

"Aku dilecehkan ketika kecil dan diambil dari orangtuaku. Gampang saja, aku menganggap diriku sebuah 'batok', seorang yang pernah dilecehkan. Jadi mengapa tak membiarkan mereka menikmatiku," kata Sammie Jo menyalahkan masa lalunya atas kehidupan yang dia jalani sekarang.

Ilustrasi Pekerja Seks Komersial (PSK). (iStockphoto)

Sebagai pekerja seks, Sammie Jo memiliki langganan tetap yang akan membayarnya sebanyak 280 pound sterling atau setara dengan Rp 4,4 juta untuk satu jam.

"Dia akan datang padaku setiap pukul 23.00 dan hanya bermain dengan kakiku seperti memijat kakiku," terang Sammie Jo.

"Ada satu lagi, yang ini sedikit aneh.. Aku dan Kayleigh menemani pria ini dan yang dia inginkan hanyalah menginjak penisnya. Dia membayar kami sebesar 150 pound sterling atau Rp 2,3 juta. Dia akan senang," ujar PSK itu.

Kehidupan yang dijalani para PSK Holbeck sangat kejam dan keras. Beberapa dari mereka bahkan menjalani profesi itu lebih lama dari rekan mereka.

Kayleigh menjadi PSK di Holbeck sejak 12 tahun yang lalu.

"Awalnya aku hanyalah gadis lugu, pelari tercepat di East Yorkshire selama dua tahun berturut-turut. Aku bahkan melintas alam dan lomba lari 100 meter," kata perempuan itu mengenang masa mudanya.

"Namun semuanya berubah setelah 'temanku' menjerumuskanku. Dia menyuntikku dengan sangat kasar, kini bekas itu tak hilang dari tubuhku. Aku baru berusia 16 tahun, dan aku ingat sekali ibu sering mempertanyakan memar di badanku," ujar Kayleigh.

Kayleigh kemudian mengatakan dia terpaksa harus mengaku pada ibunya bahwa dia mengonsumsi narkoba. Sang ibu kemudian mengadukan hal tersebut kepada ayahnya, dan membuat sang bapak marah.

"Aku masih mengingatnya dengan jelas. Ayah menyuruh untuk mempraktikkan suntik. Aku langsung menyuntikkan tiga jarum sekaligus, berharap ayahku berbelas kasihan pada anaknya yang kesakitan," kata Kayleigh.

Perempuan itu menceritakan setelah mengetahui dia kecanduan orangtuanya tak berpaling, terutama kakaknya. Mereka tetap menyayangi Kayleigh dan tetap membelai rambutnya.

"Kini aku mulai letih dengan kehidupan ini, aku ingin keluar dari lembah hitam ini," ujar dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini