Sukses

3 Alasan Donald Trump Tuduh Hillary Bakal Picu Perang Dunia III

Ada 3 alasan zona larangan terbang justru memicu Perang Dunia III. Salah satunya adalah, dimanfaatkan oleh pihak lain.

Liputan6.com, New York - Donald Trump baru saja berkoar bahwa kebijakan luar negeri yang direncanakan rival beratnya, Hillary Clinton di Suriah mampu membuat Perang Dunia III pecah.

Rencana itu berupa 'zona larangan terbang' di Suriah. Hillary mengemukakan kebijakan itu di debat pamungkas pada 19 Oktober 2016 di Nevada.

Sebagai catatan, kebijakan zona larangan terbang hanya berlaku untuk pesawat tempur.

Trump mengatakan, seharusnya AS fokus untuk mengalahkan ISIS daripada mengurusi Presiden Suriah Bashar al-Assad  dan memaksanya untuk lengser dari jabatannya.

Trump mengkritik keras kebijakan Hillary yang justru akan membawa 'kiamat' di Suriah.

"Kita pada akhirnya akan menuju Perang Dunia III jika mendengar saran dari Hillary Clinton," kata Trump.

"Kebijakannya tidak hanya melawan Suriah, tapi juga Suriah, Rusia dan Iran," ungkapnya.

Hillary beralasan, "zona larangan terbang bisa menyelamatkan banyak nyawa dan mengakhiri konflik," kata capres Demokrat itu di atas panggung debat.

Namun, kontradiktif dengan pidatonya di depan para petinggi Wall Street dan Goldman Sachs pada tahun 2013, Hillary Clinton mengatakan, "zona larangan terbang akan menewaskan banyak warga Suriah," demikian menurut transkrip yang dibocorkan oleh WikiLeaks.

"Rusia adalah negara nuklir demikian pula AS, jadi jangan main-main," lanjut penguasaha properti itu.

Rupanya, pernyataan Trump banyak didukung oleh ahli strategi militer AS.

Berikut 3 alasan mengapa zona larangan terbang dianggap berbahaya bagi warga Suriah dan membawa keterpurukan hubungan AS dengan negara-negara terkait, seperti Rusia, Turki, Lebanon dan lainnya. 

Liputan6.com mengutip dari Guardian dan berbagai sumber pada Rabu (26/10/2016):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Perang dengan Rusia

Komandan Joint Chiefs Marine Jenderal Joseph Dunford mengatakan kepada anggota kongres , 'zona larangan terbang' di Suriah justru akan menciptakan perang dengan Rusia.

"Sekarang ini, bagi kita mengontrol wilayah udara di Suriah justru membawa perang melawan Suriah dan Rusia," kata Jenderal Dunford di depan Senate Arms Service Committe.

"Ini adalah keputusan penting yang jelas saya tidak akan ambil," lanjutnya seperti dikutip dari Reuters.

Pensiunan militer senior kepada Guardian mengatakan zona larangan terbang justru akan membuat perang dengan Rusia yang lebih parah lagi dibanding kala Perang Dingin.

Bahkan, alih-alih melindungi warga Suriah, kebijakan itu akan memicu Perang Dunia III.

Proposal zona larangan terbang telah menjadi perdebatan di Washington selama 5 tahun terakhir. Namun, militer AS tak pernah tertarik dengan rencana itu karena justru membawa risiko kepada pilot Suriah.

Banyak petinggi keamanan nasional mengatakan, konfrontasi di udara dengan Rusia lebih mematikan.

3 dari 4 halaman

2. Rencana Gagal yang Berulang

Zona larangan terbang pernah diterapkan pada Perang Bosnia dan Perang Irak era Saddam Hussein.

"Saat itu, risiko terhadap pilot AS justru tinggi," kata James Clapper, direktur intelijen AS.

"Hal itu akan dimanfaatkan oleh para pemberontak," lanjutnya.

Saat itu, di Bosnia pesawat Italia membawa bantuan. (Kebijakan zona larangan terbang hanya berlaku untuk pesawat tempur). Namun, dari bawah, burung besi itu ditembak oleh pemberontak.

Clapper mengatakan kebijakan itu gagal diterapkan di Libya.

Hal senada diutarakan oleh penulis terkenal Noam Chomsky.

"Zona larangan terbang dimanfaatkan oleh pemberontak, karena mereka satu-satunya pihak yang tak terlibat dalam pelarangan itu sehingga bisa seenaknya berbuat kebrutalan," kata Chomsky.

Menurut Chomsky, tak hanya dimanfaatkan oleh oposisi pemerintah Suriah, namun juga ada pihak lain seperti ISIS atau kelompok teroris lainnya.

 

4 dari 4 halaman

3. Kebingungan yang Berakhir Perang

Zona larangan terbang di Suriah akan membingungkan. Bisa-bisa salah sasaran atau dianggap melanggar. Akibatnya, jika masing-masing kekuatan -- AS koalisi dan Rusia bersama pemerintah Suriah--merasa wilayahnya dilanggar, hasilnya akan mengerikan.

"Akan ada 'kecelakaan' di udara yang sudah dibagi teritorinya oleh kedua belah pihak. Baik disengaja maupun tidak," kata John Kuehn, pensiunan angkatan laut AS yang menerbangkan pesawat bantuan dan terbang di atas zona larangan terbang kala perang Bosnia dan Irak.

"Padahal kita tahu, zona larangan terbang itu semata ditujukan untuk pesawat tempur, bukan pesawat bantuan, bisa dibayangkan itu diartikan lain oleh mereka," lanjutnya.

"Saya melihat tak ada positif-nya mengimplementasikan zona larangan terbang di Suriah. Situasinya jauh berbeda. Lawan AS di sana siapa. Dan ini akan membuat situasi akan sangat...sangat buruk," terang Kuehn.

Tak hanya itu, selama beberapa tahun, setelah konflik Suriah dimulai, isu intervensi militer AS ke Suriah sebenarnya ditolak oleh petinggi militer AS.

"Kita tak hanya memerangi Suriah tapi juga Rusia. Seharusnya, dari dulu, AS tidak usah intervensi konflik yang kini makin membesar itu," kata Joseph Dunford.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini