Sukses

25-10-1988: Tayangan 'Pemujaan Setan' yang Hebohkan AS

'Satanic panic' melanda Amerika Serikat pada dekade 1980-an, dipicu kasus kejahatan seksual yang dibumbui kisah ritual pemujaan setan.

Liputan6.com, New York - Panik melanda Amerika Serikat pada dekade 1980-an. Dipicu kabar mengenai ritual 'pemujaan setan' yang diduga melibatkan kekerasan fisik dan seksual terhadap anak-anak.

Era 'Satanic panic' dipicu kasus kejahatan seksual di McMartin Preschool pada tahun 1980-an yang menarik perhatian media.

Dugaan awal, yang menyebut pemilik fasilitas pendidikan prasekolah di  Los Angeles yang melakukan pelecehan seksual pada seorang bocah laki-laki, belakangan menjadi 'bola salju liar'

Penyelidikan yang dilakukan selama tujuh tahun diwarnai kisah ritual mutilasi hewan di lorong-lorong bawah tanah rahasia.

Lebih dari 200 tuduhan yang berkaitan dengan pelecehan seksual terhadap puluhan anak-anak yang ditujukan pada tujuh orang tapi tidak ada yang dihukum.

Namun, konspirasi terlanjur merebak liar, bahkan menyebut bahwa sejumlah elite dunia -- mereka yang berkuasa atau kaum berduit -- terlibat dalam praktik pemujaan setan serupa.

Di tengah keresahan itu, stasiun televisi NBC menayangkan program terkait pemujaan setan di jam tayang utamanya (prime time) pada 25 Oktober 1988. Dipandu oleh Geraldo Rivera, acara tersebut diharapkan bakal meraup rating tinggi.

Apa yang didamba terwujud. Rating tinggi -- bahkan yang tertinggi -- diraih. Namun, sebaliknya, iklan justru ngacir.

Acara yang tayang tengah malam itu justru dijauhi para pemasang iklan sehingga stasiun televisi itu sampai harus memasang diskon besar-besaran, hingga 50 persen. NBC dikabarkan merugi hingga US$ 500 ribu.

Sejak awal, program tersebut sudah memicu debat di internal NBC. Kanal News, khususnya, menganggap acara tersebut di bawah standar mereka. Bahkan program pagi hari 'Today' di stasiun tersebut menolak menayangkan promosinya.

"Subjek tayangan tersebut tak pantas untuk dipertontonkan pada pagi hari," kata produser eksekutif 'Today', Marty Ryan, seperti dikutip dari New York Times, Senin (24/10/2016).

Acara bertajuk Devil Worship: Exposing Satan's Underground yang berdurasi dua jam menyoroti soal fenomena satanisme di Amerika --  dengan penekanan berat pada kebrutalan ritual tersebut.

NBC menemukan bahwa beberapa pengiklan ragu-ragu untuk mengasosiasikan produk mereka dengan topik tayangan itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Horor Nyata?

Laporan mengerikan yang dibawakan Rivera membahas soal penyiksaan, ritual pembunuhan, dan tuduhan pelecehan seksual terhadap anak.

"Mereka yang masih sangat mudah dan mudah terpengaruh dilarang menonton program hari ini. Ini bukan cerita Halloween, namun kisah horor yang nyata," kata Rivera membuka acaranya.

Acara tersebut mengklaim, satanisme telah merajalela di seluruh AS.

Dalam salah satu segmen, ditayangkan wawancara dengan seorang pria yang diidentifikasi sebagai 'pemuja setan' sekaligus pengagum Charles Manson -- pembunuh berdarah dingin yang juga pemimpin sekte sesat.

"Kami ingin menyaksikan seluruh umat manusia mati, karena mereka tak layak hidup...," kata dia seperti dikutip dari Los Angeles Times.

Rivera juga mewawancarai penyanyi heavy metal, Ozzy Osbourne.

Juru bicara NBC mengatakan, jaringannya menerima 440 panggilan telepon dari New York dan Burbank setelah acara itu selesan -- mayoritas, sebanyak 311 di antaranya berisi keluhan.

Tak hanya itu saja kejadian menarik yang terjadi pada tanggal 5 Oktober.

Pada 1945, Sekutu mendaratkan 6.000 pasukan dari Divisi 23 yang dipimpin oleh Brigadir Jenderal Mallaby di Surabaya untuk melucuti tentara Jepang.

Sementara pada 25 Oktober 2010 malam, gelombang tsunami menewaskan ratusan warga di pantai Kabupaten Kepulauan Mentawai.

Gelombang raksasa dipicu gempa dengan kekuatan 7,2 skala Richter versi BMKG atau 7,7 SR versi USGS yang berguncang pukul 21.42.

Gempa terjadi di wilayah dangkal, di kedalaman 10 kilometer. Peringatan tsunami dikeluarkan melalui pengeras suara di masjid-masjid.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini