Sukses

Jelang Topan Super Haima, Filipina Evakuasi 10 Ribu Warga

Super Typhoon atau Topan Super Haima akan menerjang utara pulau Luzon.

Liputan6.com, Luzon - Langkah evakuasi dilakukan pemerintah Filipina, karena salah satu badai terburuk di negara itu akan tiba. Sekitar 10 ribu warga diperkirakan akan diamankan oleh mereka.

Super Typhoon atau Topan Super Haima akan menerjang utara pulau Luzon, di mana lebih dari 10 juta orang berada dalam jangkauannya.

Presiden Rodrigo Duterte yang sedang mengunjungi China mengatakan, pelayanan darurat telah dikerahkan.

"Kami hanya berdoa agar terhindar dari kehancuran seperti (terjangan topan super) sebelumnya, yang membawa kesedihan dan penderitaan," kata Duterte seperti dikutip dari BBC, Kamis (20/10/2016).

Badai tersebut berubah menjadi topan super sebelum menerjang, mendarat di Penablanca, sebuah kota di Provinsi Cagayan, sekitar pukul 23.00 waktu setempat (15.00 GMT) pada Rabu 219 Oktober.

"Kita tidak bisa keluar karena angin begitu kuat, pohon-pohon terdorong ke bawah," kata anggota dewan lokal, Elisa Arugay kepada Radio DZMM dari desa Camasi di Penablanca.

Para ahli khawatir Haima bisa menciptakan kerusakan dahsyat seperti Topan Haiyan, yang diklaim menelan lebih dari 7.350 jiwa pada tahun 2013.

Topan Haima yang di Filipina dikenal sebagai Lawin, memiliki jangkauan 800 km. Pihak berwenang memperingatkan masyarakat hembusan angin kencang dan badai akan tercipta hingga lima meter (16 kaki) atau bisa jadi lebih tinggi.

Gelombang ukuran ini bisa dengan mudah menelan rumah di daerah pesisir.

Peramal cuaca negara, Gener Quitlong mengatakan topan super telah melanda negara itu dengan kecepatan angin 140 mph (225km/jam) dengan hembusan 195 mph (315km/jam).

Topan diperkirakan akan bergerak ke arah barat melalui Luzon, meninggalkan pulau itu pada Kamis, lalu menuju China selatan.

Kepala pertahanan sipil Filipina, Ricardo Jalad mengatakan semua warga di daerah yang berada di jalur badai telah dievakuasi.

"Dia mengatakan mungkin akan ada kerusakan struktur ringan dan risiko banjir dan tanah longsor," beber Jalad.

Di kota-kota yang telah dilintasi oleh Haima, pohon-pohon tumbang dan terjadi tanah longsor. Polisi dan tentara pun membantu ribuan penduduk desa, bersama anak-anak mereka untuk evakuasi menggunakan truk menuju tempat penampungan darurat.

Truk itu juga sarat dengan tas berisi pakaian, alas tidur, dan alat memasak.

Filipina dilanda sekitar 20 badai besar setiap tahun, banyak dari mereka yang berakibat mematikan.

Haima adalah topan kedua yang melanda Filipina dalam sepekan, setelah Sarika melanda pada Minggu 15 Oktober. Setidaknya satu orang tewas dalam badai itu, dan tiga lainnya masih hilang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini