Sukses

Isu Suriah, Donald Trump Tak Satu Kata dengan Cawapresnya

Selain menyalahkan Hillary dan Presiden Obama, Donald Trump tak setuju dengan pendapat Mike Pence-cawapresnya, terhadap isu Suriah.

Liputan6.com, St. Louis - Debat capres kedua antara Hillary Clinton dan Donald Trump yang digelar pada Minggu 9 Oktober di University Washington di St. Louis makin memanas Berbeda dari debat sebelumnya, pertanyaan disampaikan oleh para tamu undangan, dipandu dua moderator Martha Raddatz dari ABC dan Anderson Cooper dari CNN.

Salah satu topik yang ditanya adalah soal Suriah. Moderator Raddatz memulai pertanyaannya tentang bocah Aleppo, Omran Daqneesh. Video dan foto anak itu yang tertutup debu akibat reruntuhan bangunan oleh bom segera menjadi tajuk di seluruh dunia.

Pertanyaan seharusnya ditujukan kepada Hillary, namun Trump memotong dan menjawab terlebih dahulu.

Pernyataannya adalah menuduh Hillary --yang ia kira masih menjabat menlu-- setuju dengan kebijakan Obama terkait senjata kimia di Suriah.

"Donald, saya sudah tidak lagi bertugas, di sini tampaknya kita butuh untuk mengecek fakta," kata Hillary menimpali Trump seperti dilansir WSJ, Senin (10/10/2016).

Tak mau kalah, Trump berkilah, "setidaknya sekarang Obama masih bisa mendengarkan. Obama yang memutuskan, dan jadi bahan tertawaan seluruh dunia."

"Dan fakta lain, hampir seluruh kebijakan luar negeri oleh Hillary adalah salah dan kini menjadi bencana," lanjutnya.

Namun, moderator memotong mengingatkan Trump bahwa cawapresnya, Mike Pence dalam debat perdana dengan Tim Kaine mengatakan, "provokasi dibutuhkan untuk kekuatan AS, dan jika Rusia melanjutkan untuk terus terlibat dengan militer Suriah, AS harus bersiap menggunakan kekuatan militer untuk menyerang target militer rezim Assad."

Trump lantas mengatakan ia dan rekannya cawapres Mike Pence tak pernah mendiskusikan soal Suriah.

"Saya tak pernah berbicara soal Suriah dengan Pence, dan posisi saya terkait Suriah berbeda dengan Pence. Dan saya tidak setuju dengannya. Suriah tak lagi Suriah. Saya percaya kita harus melibas ISIS," ujar Trump seperti dilansir ABCNews.

"Menurut saya, AS seharusnya membiarkan Bashar al-Assad dan Rusia menyerang ISIS di Suriah," terang Trump.

Ketika Raddatz mempertanyakan bagaimana jika Aleppo jatuh, Trump tanpa memberi kesempatan kepada Hillary, menjawab, "sejatinya Aleppo telah jatuh."

"Lihat saja Mosul dan masalah terbesar di sini adalah, kebodohan kebijakan luar negeri AS. "

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini