Sukses

Donald Trump: Saya Tak Akan Keluar dari Pencalonan Presiden AS

Petinggi Republik bahkan sang istri, Melania Trump gerah dengan komentar vulgar Donald Trump.

Liputan6.com, New York - Calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump mengatakan ia tak akan keluar dari pencalonan orang nomor satu di negeri Paman Sam. Miliarder nyentrik itu berikrar tak akan membuat pendukungnya kecewa.

Trump berada di bawah tekanan setelah sebuah rekaman komentar vulgar terhadap perempuan bocor pada Jumat lalu. Padahal debat kedua antara Trump dan Hillary Clinton tinggal hitungan jam.

Kepada Wall Street Journal (WSJ), Trump mengatakan, "nol kemungkinan saya akan berhenti dan sekarang saya justru mendapatkan dukungan luar biasa dari para pendukung." Demikian dikutip dari BBC, Minggu (9/10/2016).

Bocornya video itu membuat petinggi Republik gerah. Setidaknya 10 senator dari partai berlambang gajah itu telah mengatakan tak akan memilih dia sebagai capres As bahkan menyuruhnya mundur.

Petinggi Republik yang paling teranyar gerah adalah mantan capres John McCain. Ia mengatakan, "komentar Trump seharusnya membuat dukungan kepadanya untuk jadi kandidat capres."

Bahkan mantan Menlu AS, Condoleeza Rice yang jarang berkomentar terhadap pemilu kali ini berkata lantang. "Cukup! Donald Trump seharusnya tak jadi presiden! Ia harus mundur."

Tak hanya petinggi Republik, istri Trump, Melania, geram dengan komentar pria pujaan hatinya itu.

"Kata-kata yang keluar dari mulut suami saya tak bisa diterima dan begitu menyakitkan bagi saya. Jelas bukan seperti pria yang saya kenal. Pria yang saya kenal memiliki hati dan pikiran seperti pemimpin. Saya berharap orang memaafkannya seperti saya dan mari kembali ke isu penting bagi negeri ini," kata Melania seperti dikutip Daily Mail.

Donald Trump dan sang istri Melania di atas panggung Konvensi Partai Republik (Straits Times)

Sementara itu, rival Trump, Hillary Clinton menyebut lawannya itu mengerikan.

Sebelum wawancara dengan WSJ, Trump bercuit dalam Twitternya, "Media dan pemerinah sekarang menginginkan saya keluar dari pertandingan ini. Saya tidak akan keluar. Saya tak akan membuat pendukung saya kecewa."

Adapun 'pasangan' Trump, cawapres Mike Pence mengaku ia 'tersinggung' dengan video itu. Namun, Pence bersyukur bahwa Trump mengambil tindakan cepat dengan meminta maaf.

Ketua Parlemen, yang juga elite Partai Republik, Paul Ryan juga merasa jijik dengan apa yang diucapkan Trump. Ia bahkan membatalkan undangan untuk pria kelahiran New York itu dalam acara Grand Old Party di Wisconsin.

Ketua Komite Nasional Partai Republik Reince Priebus mengutuk keras pernyataan Trump dengan kalimat yang ketus.

"Tak ada perempuan yang boleh direndahkan dengan kata-kata atau dibicarakan dengan perilaku seperti itu," tulis Priebus.

Musuh-musuh Trump di internal Republik juga tak tinggal diam. "Sebagai kakek dari dua orang cucu perempuan yang sungguh berharga, tak ada alasan untuk memaafkan komentar tercela Donald Trump yang merendahkan perempuan," kata Jeb Bush.

Video tersebut membuat niat Donald Trump untuk meraih suara kaum perempuan kian sulit, padahal hanya tinggal sebulan lagi pemilu digelar.

Namun, melihat reaksi dari internal Republik, video itu tak hanya menyakiti kaum perempuan, tapi juga pria.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini