Sukses

Pertanyaan Pertama Debat Akan Diberikan pada Hillary Clinton

Debat paling fenomenal dalam sejarah politik AS antara Hillary Clinton dan Donald Trump akan segera dimulai.

Liputan6.com, New York - Kubu Hillary Clinton dan Donald Trump berdatangan ke Hofstra University, untuk segera memulai debat calon presiden paling fenomenal dalam sejarah Amerika Serikat.

Sekitar 100 juta rakyat Amerika Serikat diperkirakan akan menyaksikan duel  perdana, baik secara langsung, lewat televisi, ponsel, maupun  sosial media -- setara dengan penonton acara final sepak bola khas AS, Super Bowl.

Jumlah itu diperkirakan melampaui rekor 80 juta penonton di AS yang menyaksikan debat antara capres Jimmy Carter dan Ronald Reagan dari layar televisi.

Debat perdana pada Senin malam 26 September 2016 waktu setempat tersebut digelar 6 pekan sebelum pemilihan presiden pada 8 November 2016.

Jajak pendapat menunjukkan kedua kandidat bersaing sangat ketat. Menurut survei teranyar Reuters/Ipsos, Clinton memimpin 4 poin dari Trump, dengan meraup presentase 41 persen jumlah calon pemilih.

Debat yang akan berlangsung selama 90 menit tersebut dijadwalkan dimulai pukul 21.00 waktu setempat. Ajang tersebut bisa jadi amat mempengaruhi pilihan pemilih independen atau mereka yang belum menentukan pilihan.

Jajak pendapat Reuters / Ipsos kedua dirilis pada Senin 26 September 2016 menunjukkan setengah dari pemilih  AS bergantung pada debat untuk membantu mereka menentukan pilihan. Sementara, lebih dari setengah, sekitar 61 persen berharap debat akan berlangsung secara konstruktif dan mengaku tak tertarik dengan hal-hak buruk yang sebelumnya ditampilkan dalam kampanye kedua kandidat.

Berbeda dengan debat di internal partai, Republik atau Demokrat, para audiens diminta untuk tenang, tidak bertepuk tangan, dan tak merespons pernyataan kandidat. Debat dibagi dalam 6 sesi, yang masing-masing berdurasi 15 menit.

Clinton memenangkan lemparan koin dan memilih untuk mengambil pertanyaan pertama. Dia diberi waktu dua menit untuk menjawab, setelah Trump akan diberikan waktu yang sama.

Trump kemudian akan diberikan pertanyaan pertama di awal segmen berikutnya.

Acara yang digelar di Hofstra University di negara bagian New York adalah yang pertama dari tiga yang pertama dari tiga debat calon presiden yang direncanakan -- di samping satu debat calon wakil presiden.

Debat kedua calon presiden disambut kegelisahan para investor Wall Street -- kondisi yang ikut berkontribusi untuk penurunan saham pada Senin 26 September 2016.

Beberapa investor melihat persaingan sengit itu memicu volatilitas di sektor-sektor seperti asuransi kesehatan, produsen obat, dan industri.

Baik Trump dan Clinton -- seperti  ditunjukkan dalam jajak pendapat -- adalah dua capres paling tidak disukai kandidat dalam sejarah modern AS.

Debat akan dijadikan kesempatan bagi Trump untuk menunjukkan kelayakannya sebagai Presiden AS. Sementara, capres perempuan pertama dalam sejarah AS, Hillary Clinton -- yang lebih ahli dalam strategi -- akan memiliki kesempatan untuk terhubung langsung dengan pemilih, yang menganggapnya terlalu tertutup.

Dan Schnur, mantan ahli strategi Partai Republik yang kini menjadi seorang ilmuwan politik di Universitas Southern California mengatakan, tak ada pertanyaan yang jadi masalah bagi Trump. "Dia tidak harus brilian, hanya kalau bisa jangan terlalu bombastis," kata dia, seperti dikutip dari Reuters.

Clinton yang berusia 68 tahun dan Trump yang usianya mencapai 70 tahun kerap mengeluarkan nada saling menghina dalam kampanye.

Trump menjuluki mantan Menlu AS itu sebagai "Crooked Hillary" dan memintanya dipenjara terkait kontroversi email.  Sementara, Clinton mengecam Trump sebagai temperamental tidak layak untuk Gedung Putih.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini