Sukses

Terkuak, Obama Gunakan Nama Samaran di Email Pribadi Hillary

Menurut pengamat politik hal itu melanggar hukum.

Liputan6.com, New York - Presiden Barack Obama diketahui menggunakan nama samaran untuk berkomunikasi dengan menteri luar negeri Hillary Clinton. Obama mengirim email-email itu ke server pribadi Hillary. Hal itu membuat kaget ajudan top Nyonya Clinton, Huma Abedin.

"Bagaimana itu tidak rahasia?" kata Abedin kepada penyidik tatkala mereka memperlihatkan salinan email antara Hillary dan Obama pada tahun 2012. Bukti tersebut didapat dari dokumen FBI sebanyak 189 halaman yang dibuang pada Jumat lalu.

Temuan itu kontradiksi dengan pernyataan Obama pada 2015. Kala itu, ia berkata bahwa ia membaca email pribadi Hillar seperti orang bisa lainnya. Demikian dilansir News.com.au, Senin (25/9/2016).

Setelah mendapatkan bahwa sang presiden menggunakan nama samaran -- untuk melindungi pribadinya- Abedin meminta penyidik agar ia bisa menyimpan salinan email itu.

Dokumen FBI tak mungkin terkuak jika Abedin membawa salinan email itu ke rumahnya.

Meskipun puluhan ribu email Hillary bisa diakses pulbik semenjak ia secara ekslusif menggunakan server pribadi, namun surat elektronik antara Obama tampaknya disembunyikan.

"Pertukaran email ini jelas bahwa Hillary dan presiden secara sadar berdiskusi masalah rahasia di jalur tidak rahasia dan melanggar hukum," kata Raj Shah, direktur riset Panitia Nasional Partai Republik.

Namun, perwakilan Hillary menanggap itu hal biasa.

"Materi ini menunjukkan Departemen Pertahanan percaya tidak ada dasar untuk melanjutkan kasus ini," kata juru bicara Hillary, Brian Fallon.

Dokumen yang dibuang itu menunjukkan pekerja IT-- perusahan luar yang menyediakan layanan server Hillary-- sebagai tameng melindungi operasi yang dilakukan Hillary. Saat itu, mereka mengatakan kala kliennya meminta mereka menghapus email, para pegawai perusahaan IT menganggap itu bercanda saja.

Tentu saja kubu Donald Trump mengkritik temuan terbaru itu.

"Ada usaha secara sistematik untuk menghancurkan potensi informasi penting. Setidaknya ada 5 orang terkait skandal ini, termasuk Obama, " kata penasihat komunikasi Trump, Jason Miller.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini