Sukses

Presiden Duterte: Filipina Tak Berperang dengan China Tapi...

Tiongkok meradang dengan kemenangan Filipina terhadap sengketa di Laut China Selatan dan memicu spekulasi perang.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 12 Juli lalu, Pengadilan Arbitrase Internasional (PCA) memenangkan gugatan Filipina terhadap China di Laut China Selatan. Mereka menyatakan kegiatan dan tindakan Negeri Tirai Bambu di perairan tersebut ilegal sehingga harus dihentikan.

Keputusan ini membuat China meradang. Pemerintah Negeri Panda itu pun menegaskan tidak akan mematuhi keputusan tersebut.

Keadaan tersebut dicemaskan masyarakat dunia. Ketakutan itu terkait akan terjadinya pengerahan kekuatan militer, oleh China atau Filipina di Laut China Selatan.

Kecemasan tersebut ditampik Presiden Filipina, Rodrigo Duterte. Di Indonesia dia menyatakan tak mungkin negaranya berkonfrontasi dengan China.

"Opsi kami cuma dua, kami berunding atau berperang," sebut Duterte di Jakarta, Jumat (9/8/2016).

Dia menegaskan, jika mau berperang maka itu adalah pilihan buruk. Sehingga opsi pertama yang pasti diambil.

"Filipina berperang dengan China akan terjadi pembantaian, jadi kami akan berunding. Kami tidak seimbang (dengan China)," tuturnya.

Dia menyatakan sebenarnya kekuatan militer Filipina tak terlalu buruk. Banyak bantuan dari negara lain yang datang, namun bantuan tersebut termasuk dari Amerika Serikat sama sekali tak membantu menambah kekuatan Filipina.

"Kami menerima banyak hal dari AS, terima kasih atas kebaikan yang telah diberikan," paparnya.

"Mereka menjual kepada kami dua pesawat tempur FA-50, tapi mereka tak memberikan kami peluru, misil dan meriam. Jadi kapal tersebut hanya bisa digunakan untuk upacara kenegaraan saja," pungkas Duterte.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini