Sukses

Terkuak, Penjara Mengerikan untuk Para 'Budak Seks' ISIS

Tentara pembebasan Kota Manbij menemukan ruangan-ruangan yang diduga untuk menyekap perempuan yang dijadikan budak seks ISIS.

Liputan6.com, Manbij - Bantal-bantal busuk dan koyak terhampar di lantai yang hitam, kotor, dan keras. Temboknya yang seharusnya berwarna putih penuh dengan coret-coretan, mengelupas di sana sini, dan lembab.

Itu adalah ruangan "tahanan" dan dipercaya untuk menyimpan rahasia yang tak terungkap. Di situlah para perempuan diduga disekap dijadikan budak seks oleh para militan ISIS.

Lantai kotor, mangkuk berisi air, dan kasur tipis berjamur. Gambaran mengerikan tempat ISIS menyekap perempuan untuk jadi budak seks ISIS (Arab24)

Penjara itu ditemukan oleh pasukan pemberontak Suriah saat berhasil merebut Kota Manbij dari cengkeraman ISIS bulan lalu.

Tentara dari Manbij Military Council yang merupakan bagian dari koalisi AS dan militan Kurdi (SDF) mengatakan bahwa mereka menemukan 10 jenis penjara semacam itu. Sebuah rekaman video memperlihatkan pintunya berupa baja yang terkunci. Demikian dilansir Daily Mail, Jumat (2/9/2016).

Sebuah mangkuk plastik berisi air yang sudah kotor ditemukan di lantai. Di sudut lainnya, terlihat sisir rambut perempuan.

Sikat rambut untuk perempuan ditemukan di atas bantal bersarung satin biru (Arab24)

Kasur tipis, lembab, dan berjamur ditutup oleh seprei kotor ditemukan di pojok ruangan.

Dalam ruangan itu ditemukan narkoba, alat kontrasepsi, obat pembangkit seks yang digunakan oleh para gerombolan ISIS. Benda-benda itu berserakan di lantai.

 

Pintu Berlapis Baja (Arab24)

"Kami menemukan penjara ISIS untuk perempuan budak seks, ada ruangan untuk banyak orang dan ada ruangan untuk tahanan yang dipisah dari kelompoknya," kata salah satu tentara pemberontak Suriah, Ibrahim Al-Mohammed, kepada Arab24.

"Kami juga bahkan menemukan alat penyiksaan yang paling kejam di penjara itu... Semoga Tuhan mengutuk mereka," katanya.

Kota Manbij, yang merupakan kawasan kunci untuk rute pasokan ISIS antara perbatasan Turki-Suriah dan Kota Raqqa pertama kali direbut oleh kelompok teroris itu pada Januari 2014.

Ribuan orang akhirnya berhasil dibebaskan oleh pemberontak Suriah dan tentara Kurdi pada 12 Agustus 2016 lalu setelah melalui pertempuran yang sengit.

Setelah berhasil direbut kembali, di kota itu ISIS telah menanam 13.000 ranjau darat.

Berikut rekaman ruangan penjara budak seks ISIS

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengakuan Budak Seks ISIS

 Pada Agustus 2015, Nadia Murad Basee Taha berada di dalam bus yang sempit dan pengap. Tangan-tangan kasar itu mencolek pipi, meremas payudara dan pahanya selama perjalanan dari desanya di Sinjai, Irak ke Mosul, Suriah.

Kisah Bekas Budak Seks ISIS yang Jadi Pembela Kemanusiaan (Reuters)

Sesampainya di Mosul, ia bersama 150 keluarga Yazidi lainnya masuk ke dalam sebuah gedung.

Saat itu, seorang pria melihatnya sebagai "barang" bagus. Kepada pimpinan rombongan, si pria meminta Nadia untuk jadi istrinya.

"Aku menolak. Lalu ia memintaku untuk menikahinya. Malam itu, ia memukuliku. Ia meminta aku membuka bajuku. Lalu, ia memasukkanku ke dalam sebuah kamar dengan banyak penjaga. Di sana, satu persatu mereka memperkosaku, hingga aku pingsan," kata Nadia di depan sidang Dewan Keamanan PBB.

Rekaman Penuturan Pilu Gadis Yazidi Jadi Budak Seks ISIS di PBB (Telegraph)

Etnis Yazidi adalah salah satu kelompok minoritas yang diincar untuk dihabiskan hingga keturunannya. Perempuannya dijadikan budak seks untuk kemudian dibunuh.

Baru-baru ini telah terjadi upaya pembebasan perempuan Yazidi dari transaksi jual beli budak.

Satu orang perempuan Yazidi--yang masih perawan, cantik dan baru berusia 11 tahun--dijual seharga US$ 9 ribu.

Angka itu didapat dari iklan yang disimpan Abdullah Shrem di telepon selulernya. Menurut Shrem, sejumlah iklan lainnya malah menampilkan petunjuk vital berupa foto dan lokasi.

Perempuan Yazidi dijual dan dijadikan budak seks oleh kelompok teroris ISIS (countercurrent)

Shrem memang berniat "membeli" gadis-gadis itu, tapi bukan karena ingin menjadikan mereka budak seks. Sebaliknya, ia ingin membebaskan mereka. Dibantu dengan beberapa orang, ia mulai merencanakan upaya penyelamatan terhadap para gadis yang diculik ISIS.

Tak main-main dengan niatnya, Shrem merekrut para penyelundup rokok untuk menyelundupkan barang-barang terlarang masuk dan keluar di wilayah ISIS. Ini dilakukan demi melancarkan upaya penyelamatannya.

"Tak ada pemerintah atau ahli yang melatih kami. Kami belajar sambil terus melakukannya. Lebih dari satu setengah tahun, kami mendapat cukup pengalaman," ujar Shrem. 

Luar biasa, kelompok yang dikomandoi Shrem sejauh ini berhasil menyelamatkan 240 perempuan Yazidi. Sebuah usaha yang tidak mudah apalagi murah. Ia hampir menyerah, setelah tabungannya terkuras habis untuk membayar biaya penyelundupan itu.

Salah satu korban yang berhasil diselamatkan kelompok Shrem adalah Dileen.

Bersama dengan anak-anaknya, Dileen dibawa ke Mosul. "Mereka memisahkan gadis-gadis cantik dan membuat kami melepas tutup kepala kami untuk melihat mana yang paling cantik," kata Dileen

Anak-anak Yazidi banyak yang dipekerjakan merakit bom (nbcnews)

Dileen dipaksa menjadi budak seks dan sang putri yang baru berusia 7 tahun, Aisha, dipaksa bekerja hingga larut. Gadis kecil itu ditempatkan di sebuah ruang bawah tanah untuk merakit bom.

Mereka berhasil diselamatkan oleh Shrem, tapi kisah hidup ini menjadi mimpi buruk yang mungkin tak akan pernah lekang...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.