Sukses

2-9-1859 : Badai Matahari Terburuk Lumpuhkan Bumi

Badai Matahari itu mengirim partikel bermuatan besar menabrak atmosfer Bumi.

Liputan6.com, Jakarta - Pada hari ini, 157 tahun yang lalu, sebuah badai Matahari luar biasa mengirimkan partikel bermuatan besar yang dikirim oleh matahari menabrak atmosfer Bumi. Tumbukan itu begitu kuat dan menyebabkan malapetaka di daratan.

Kabel telegraf, barang-barang berteknologi (pada masa itu), tiba-tiba korslet.

Sebelum korslet, dalam keadaan mati, sesama operator bisa saling menghubungi kerena ada gelombak elektronok dan geomagnetik.

Tak berapa lama, kebakaran di kabel terjadi yang memicu kekalutan melanda AS dan Eropa yang memicu kebakaran secara meluas. Para operator harus memadamkan api di kabel, sementara mereka masih menerima telegram meski dalam kondisi mati.

"Badai Matahari itu sudah diperkirakan oleh astronom Inggris, Richard Carrington. Ia menemukan adanya lidah api yang bergejolak jauh lebih besar dari biasanya," tulis spaceweather.

Karena ditemukan oleh Carrington, maka dinamakan Badai Carrington.

Badai Matahari ini juga membuat aurora berwarna yang biasanya hanya terlihat di area kutub, mampu menembus ke arah selatan mencapai Kuba dan Hawaii.

Aurora terlihat di Pegunungan Rocky sangat terang hingga membangunkan para penambang. Mereka berpikir telah pagi sehingga menyiapkan makan pagi. Tajuk-tajuk media di AS dan Eropa melaporkan banyak saksi mata menyaksikan Aurora.

Medan Bumi biasanya melindungi permukaan planet dari badai di angkasa luar. Namun, pada tahun 1859, pertahanan Bumi jebol.

Badai matahari atau solar flare (NASA)

Berdekade-dekade lalu, telah terjadi badai yang sama, namun tak sekuat pada tahun 1879. Hal itu membuat para peneliti meyakini, badai serupa akan terjadi lagi.

Perkiraan para peneliti benar, hanya saja mereka tak menyangka bisa lebih kuat dan menyebabkan Bumi lumpuh. Demikian seperti dikutip dari Space.com.

Badai Matahari pada 1859 jauh lebih kuat 3 kali dari pada badai yang memutuskan listrik di sebuah provinsi di Kanada pada 1989. Hal itu membuat para ahli berpikir, apa yang mungkin akan terjadi jika badai terjadi di masa sekarang.

Sebagai perbandingan kekuatan, jika badai itu terjadi di masa kini, kerugian mencapai lebih US$2 juta terutama di sektor komunikasi di Bumi. Diperkirakan akan ada kerusuhan di antara warga bahkan antar pemerintahan. Untuk memulihkan segala kerusakan butuh 4 hingga 10 tahun.

Kabar baiknya, badai Matahari kini bisa diperkirakan. Sewaktu titik hitam penyebab badai tiba, satelit pemantau Matahari akan mengirim sinyal ke Bumi.

Dalam 18 hingga 36 jam, efeknya akan terasa, sehingga selama jangka waktu itu, manusia di Bumi bisa bersiap.

Di belahan bumi lain pada tanggal yang sama tahun 1998, bukan penemuan yang terjadi. Melainkan sebuah tragedi kecelakaan pesawat.

Pada 2 September 1998, penerbangan Swiss Air 111 jatuh di dekat Peggys Cove, Nova Scotia, Atlantik. Sebanyak 229 orang yang ada di dalamnya tewas.

Sedangkan pada tahun 1992, gempa bumi 7,7 skala Richter mengguncang Nikaragua, 116 orang dilaporkan meregang nyawa.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini