Sukses

Dubes Rusia: Foto 'Omran Si Anak Aleppo' Propaganda

Liputan6.com, Jakarta - Konflik perang saudara di Allepo, Suriah, seperti benang kusut yang sulit diurai dan tak diketahui kapan akan berakhir.

Korban berjatuhan setiap harinya akibat perselisihan antara pemerintah dan kelompok pemberontak. Anak kehilangan orangtua mereka, istri menjanda, dan suami menduda.

Baru-baru ini, netizen dibuat iba akan kondisi seorang bocah laki-laki bernama Omran Daqneesh, yang fotonya menjadi viral di dunia maya.

Gambar tersebut memperlihatkan Omran sedang duduk di bangku ambulans, dengan kepala berlumuran darah dan sekujur tubuh ditutupi debu.

Bocah berusia 5 tahun itu disebut berhasil diselamatkan dari reruntuhan rumahnya yang hancur akibat serangan bom.

Gambar kondisi mengerikan anak korban perang tersebut, seakan menjadi tamparan bagi seluruh dunia. Memperlihatkan seperti apa sebenarnya keadaan warga Aleppo.

Namun ada beberapa kelompok yang menyebutkan bahwa foto tersebut palsu alias hoax. Mereka beranggapan bahwa gambar tersebut sengaja direkayasa, dijadikan sebuah propaganda.

Omran Daqneesh, salah satu bocah yang berhasil diselamatkan dari reruntuhan gedung di Aleppo, Suriah (17/8). Omran selamat dari reruntuhan gedung akibat serangan jet tempur milik pemerintah Suriah. (REUTERS)

Menanggapi keaslian gambar tersebut, Duta Besar Federasi Rusia di Indonesia, Mikhail Galuzin, ditemui di kediamannya mengatakan bahwa foto tersebut palsu.

"Aku tidak bisa berkomentar apa-apa tentang foto tersebut. Namun menurut berita yang aku dengar foto tersebut palsu, rekayasa. Hal yang sama juga pernah terjadi sebelumnya. Sebuah media asing mengedit bahkan mempekerjakan seseorang untuk menjadi model mereka," kata Galuzin.

Menanggapi ucapan sang dubes, Atase Pers Kedutaan Rusia, Nikolay Karapetyan, membenarkan propaganda tersebut dengan mengatakan bahwa gambar tersebut hanyalah rekayasa belaka.

Baru-baru ini PBB mengalami kegagalan untuk menyalurkan bantuan kepada warga sipil yang berada di Aleppo. Misi kemanusiaan PBB itu dihambat oleh oposisi Suriah yang menolak untuk memberikan pengawalan truk persediaan warga.

"Tidak mengherankan. Mereka tampaknya ingin memperlama konflik di wilayah itu agar dapat berita besar setiap harinya. Semua populasi yang berada di Aleppo dijadikan permainan politik. Kami berharap rekan kami dari International Syria Support Group (ISSG) dapat segera menyelesaikan misi yang gagal dilaksanakan PBB di Aleppo," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.