Sukses

Masinis Lupa Hentikan Kereta, Penumpang 'Gigit Jari'

Ini adalah kejadian ke tiga dalam 10 tahun terakhir. Bagaimana bisa?

Liputan6.com, Freiburg - Para calon pengguna jasa angkutan kereta Jerman 'gigit jari' ketika kereta mereka melintasi tempat pemberhentian pertama. Padahal, seharusnya angkutan massal tersebut berhenti untuk mengangkut dan menurunkan penumpang.

Layanan kereta cepat ICE yang dimaksud berangkat dari Basel, Swiss, ke Cologne, Jerman, pada hari Minggu lalu. Jadwal tibanya di kota perbatasan Freiburg, Jerman tepat waktu pukul 11.57, namun setelah itu kejanggalan pun terjadi.

The Local yang mengutip media lokal Fudder pada Jumat (26/8/2016) memberitakan, para calon penumpang hanya bisa terbengong-bengong melihat kereta itu melaju dari stasiun pemberhentian pertamanya.

Mereka belum menyadari apa yang terjadi, hingga akhirnya terdengar pengumuman yang meminta pada calon penumpang untuk menaiki kereta lain karena kereta mereka berangkat 'tanpa alasan jelas'.

Bahkan para petugas jasa kereta di kota bersejarah itu juga tidak mengetahui alasannya.

Ternyata masinis kereta lupa harus berhenti di kota perkuliahan itu. Ini adalah kejadian ke tiga dalam 10 tahun terakhir. (Sumber The Local dan Wikipedia)

Baru setelah menunggu agak lama, datang kabar dari pengelola layanan, Deutsche Bahn. Ternyata masinis kereta lupa harus berhenti di kota perkuliahan itu, yang sebetulnya merupakan perhentian pertama di dalam Jerman.

Mereka yang terjebak di Freiburg ditawari untuk bertukar jadwal dengan kereta berikut, yang datang 1 jam kemudian. Tapi harus melakukan transfer di Hamburg.

Sekelompok calon penumpang mengadu kepada situs berita Fudder bahwa mereka akan ketinggalan sambungan perjalanan yang berangkat dari Cologne, dan harus mencari jalan lain untuk kembali ke Brussels, Belgia.

Sebaliknya, para penumpang yang seharusnya turun di Freiburg turun di Offenburg yang berjarak 60 kilometer di utara Freiburg, lalu mencari cara sendiri untuk kembali.

Ini bukan pertama kalinya kota Freiburg terlewatkan. Menurut Fudder, ini adalah kejadian ke tiga dalam 10 tahun terakhir.

Kota perkuliahan ini terletak di perbatasan Jerman dan Swiss. (Sumber Google Maps)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.