Sukses

Gempa 6,8 SR Myanmar Rusak 66 Stupa

Di tempat tersebut, Williams ikut serta dalam Coaching Clinic Basket untuk anak-anak penyandang disabilitas dari sekolah itu.

Liputan6.com, Jakarta - Gempa 6,8 SR yang mengguncang Myanmar tengah pada Rabu, 24 Agustus ternyata berdampak banyak terhadap bangunan di sana. Banyak pagoda di kota kuno Bagan rusak, sementara seorang warga dilaporkan tewas.

US Geological Survey atau Badan Survei Geologi AS mengatakan, gempa Myanmar melanda 25 km (15,5 mil) barat Chauk. Dengan pusat gempa berada di kedalaman 84 km. 

Tremor gempa dilaporkan terasa hingga ke Thailand, Bangladesh, dan India. Getarannya membuat warga ketakutan dan berhamburan ke jalan.

"Setidaknya 66 stupa di Bagan rusak," ujar juru bicara dari Departemen Arkeologi kepada BBC yang Liputan6.com kutip Kamis (25/8/2016).

Dilansir dari Reuters, polisi dan tentara pun dikerahkan untuk menjaga reruntuhan puing stupa tersebut.

Korban tewas diidentifikasi sebagai seorang pria berusia 22 tahun di Kota Pakokku. Ia meninggal dunia karena tertimpa bangunan runtuh.

Dari rekaman video yang diunggah di media sosial Bagan, terlihat kepulan debu dan puncak beberapa pagoda runtuh akibat gempa melanda.

Ibu kota kuno itu adalah situs wisata utama, rumah bagi ribuan monumen Buddha.

Koresponden BBC Myanmar, Jonah Fisher mengatakan gempa bumi terjadi secara teratur di Myanmar. Kuil-kuil di sana pun kerap rusak dan direkonstruksi.

Ada banyak laporan bangunan rusak di tempat lain di negara itu, termasuk gedung parlemen di Naypyidaw.

Gedung-gedung tinggi di Yangon, kota terbesar Myanmar, ibu kota Thailand Bangkok dan Kolkata di India juga ikut bergoyang saat gempa terjadi. Layanan kereta api bawah tanah pun ditangguhkan untuk sementara waktu.

Media lokal melaporkan, setidaknya 20 orang terluka di ibu kota Bangladesh, Dhaka, saat mereka melarikan diri keluar dari bangunan yang bergetar.

Saat ini perhatian dunia tengah tertuju pada kawasan Italia tengah, tepatnya di tenggara Kota Norcia setelah area itu digoyang lindu berkekuatan 6,2 SR. Hingga kini korban tewas mencapai 252 orang -- lainnya menyebut 241 jiwa -- dan diperkirakan masih akan terus bertambah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini