Sukses

Nekat, Tahanan Seludupkan Telepon Genggam dalam Bokong

Stephen menderita sakit perut berkepanjangan akibat benda yang dia masukkan ke dalam anusnya itu.

Liputan6.com, Manchester - Ingin menggunakan telepon genggam di dalam penjara, seorang tahanan di Manchester, Inggris, nekat menyelinapkan benda tersebut ke dalam 'perutnya'.

Seperti dikutip dari Daily Mail, Kamis (4/8/2016), Stephen Cavanagh, 32, mengelabui polisi dan mesin deteksi dengan memasukkan ponselnya ke dalam perut melalui anus, saat akan masuk ke dalam penjara HMP Manchester.

Ulah nekat dan berbahaya itu akhirnya terungkap, saat tahanan berusia 32 tahun itu mengeluh sakit perut berkepanjangan.

Pihak medis rumah tahanan itu lalu melakukan pemeriksaan X-ray dan dikejutkan dengan tampilan yang mereka dapatkan pada layar.

Sebuah ponsel genggam terlihat dengan jelas berada di dalam bokong sang tahanan.

Barang elektronik tersebut diduga menjadi penyebab utama sakit perut yang sering dirasakan Sthepen sejak 'menginap' di bui.

Pria itu lalu dipindahkan ke unit isolasi penjara. Di tempat itulah Stephen akhirnya berhasil mengeluar telepon tersebut dari dalam anusnya.

Stephen saat ini menjalani hukuman penjara selama 27 bulan. Pria itu dihukum akibat keterlibatannya dalam kasus penembakan pada Juli lalu, serta perselisihan dengan seorang laki-laki bernama Remi Merriman.

Akibat ulahnya, Stephen mendapatkan tambahan hukuman 6 bulan penjara (Dailymail.com)

Akibat aksi nekatnya menyeludupkan telepon genggam, pria itu mendapat tambahan hukuman 6 bulan penjara.

Di HMP Manchester, narapidana dilarang menggunakan ponsel. Pihak berwenang penjara bekerjasama dengan Greater Manchester Police (GMP) untuk membasmi dan mengadili pelanggar hukum.

Pelacakan yang dilakukan menyita setidaknya 80 barang seludupan, termasuk senjata dan ponsel, dari para tahanan.

Menanggapi hal tersebut gubernur HMP Manchester, Terri Williams, mengatakan, narapidana mampu melakukan 'kegilaan' untuk menyeludupkan barang tertentu ke dalam penjara.

"Kami berkomitmen penuh untuk terus bekerjasama dengan GMP dalam proses pembasmian penyeludup seperti Stephen," kata Terri.

"Jelas bahwa tahanan mempunyai waktu yang banyak saat ditahan, menyempatkan mereka membawa barang terlarang," ujar sang gubernur.

"Kasus ini menunjukkan adanya kerjasama yang bagus antara GMP dengan petugas penjara," kata Inspektur Detektif Chris Flint menambahkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.