Sukses

35.000 Warga Turki di Jerman Demo Dukung Presiden Erdogan

Sebuah demonstrasi pendukung Turki dilarang siarkan pidato Erdogan di Jerman.

Liputan6.com, Colonge - Puluhan ribu warga Turki yang berdiam di Jerman melakukan unjuk rasa, yang tenyata adalah bentuk dukungan terhadap Presiden Recep Tayyip Erdogan. Demonstrasi berujung dengan meningkatnya tensi diplomatik kedua negara.

Erdogan sendiri berencana untuk berpidato di kota Cologne lewat sebuah video. Isi pidatonya tentang kegagalan kudeta Turki yang terjadi pada 15 Juli lalu.

Namun, rencana itu terendus oleh Pengadilan Konstitusi Jerman pada Sabtu 30 Juli lalu sehingga melarang pidato untuk disiarkan.

Media Jerman mengatakan setidaknya 35.000 warga berdemonstrasi. Demikian seperti dilansir BBC, Senin (1/8/2016).

Diperkirakan ada 3 juta keturunan Turki tinggal di Jerman. Kebanyakan dari mereka memilih partai AKP milik Erdogan di pemilu beberapa waktu lalu. Hal itu diungkapkan oleh Organisasi Komunitas Turki di Jerman.

"Kami di sini karena mendukung demokrasi dan menolak percobaan kudeta militer," kata  Menteri Olahraga dan Pemuda, Akif Cagatayy Kilic--keturunan Turki kelahiran Jerman.

"Kami dibilang demo dukung Erdogan, tapi tidak. Kami di sini menolak kudeta," kata salah satu peserta demo, Kevser Demir.

"Dan saya pikir ini adalah kewajiban kemanusiaan untuk melawan kudeta," lanjutnya.

Lebih dari 2.700 polisi dikerahkan ke kota Colonge. Di saat yang sama demo juga dilakukan oleh kelompok sayap kanan, namum mereka memilih untuk menjauh dari pengunjuk rasa dari Turki.

Kendati demikian, ada kelompok anti-Erdogan. Salah seorang di antaranya bernama Gulistan Gul, mengatakan penting untuk menyuarakan pendapat menentang Erdogan.

"Ia mencoba menegakkan kepemimpinan tunggal di Turki. Dan kami menolak kediktaktoran. Kaum Kurdi terinjak, warga Armenia tertindas dan juga kelompok minoritas lainnya."

Media-media Jerman mengacungkan jempol kepada pengadilan Cologne karena telah mengeluarkan larangan siaran pidato Erdogan demi kepentingan keselamatan publik.

Akibatnya, Menteri Turki untuk Urusan Uni Eropa, Omer Celik mengutuk peraturan itu lewat serangkaian Twitter.

Juru bicara Erdogan mengatakan Jerman berutang penjelasan atas larangan itu, dan jawabannya wajib memuaskan.

Erdogan menuduh dalang kudeta adalah lawan politiknya, Fethullah Gulen yang tengah berada di AS. Higga saat ini pemerintah Turki telah memecat tidak hormat 1.700 tentara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini