Sukses

Koala Sering Dianggap Hewan Bodoh dan 'Pemabuk', Ternyata...

Koala, marsupial yang tidur 20 jam sehari itu mampu menggunakan trik-trik baru lebih cepat daripada diperkirakan orang.

Liputan6.com, Queensland - Koala ternyata hewan yang cerdas. Binatang 'penidur' itu mampu belajar dengan cepat untuk menggunakan jalur penyeberangan hewan melintasi jalanan yang ramai di Queensland, Australia, saat mereka bergerak dari satu habitat ke habitat lain, demikian tulis Myles Gough.

Sebuah penelitian baru-baru ini melacak 72 koala yang tinggal di enam lokasi penyeberangan hewan, yang secara khusus dibuat oleh pemerintah Queensland sejak tahun 2010 hingga 2013.

Ini merupakan penelitian pertama untuk menguji keefektifan jalur penyeberangan, yang merupakan bagian dari proyek retrofit (pembaruan) senilai 20 juta dolar Australia untuk membantu menghentikan kematian marsupial yang lemah di jalanan.

"Saya sebenarnya tak yakin hewan-hewan ini akan menggunakannya," ungkap Profesor Darryl Jones, seorang ahli ekologi perilaku dari Griffith University di Brisbane yang mempelajari dampak jalur penyeberangan terhadap hewan-hewan liar.

"Saya harus mengakui terlebih dahulu bahwa saya pikir koala adalah hewan yang bodoh. Mereka menghabiskan kebanyakan waktu mereka dengan mabuk minyak eukaliptus (kayu putih)."

Koala Sering Dianggap Hewan Bodoh dan 'Pemabuk', Ternyata... (Grifith University)

"Namun kenyataannya tak demikian. Koala terbukti dapat berinovasi," katanya. "Belum ada koala yang pernah berjalan di bawah jalanan melalui sebuah jalur papan gantung dalam sejarah evolusi, dan koala terbukti mampu melakukannya dalam beberapa bulan,"

"Mereka mampu mempelajari tik-trik baru lebih cepat dari yang diperkirakan orang," bebernya.

Penelitian yang dipublikasikan di , menggunakan beberapa teknologi untuk melacak koala tertentu, termasuk menggunakan kamera, ikat leher GPS, dan produk keping identifikasi nirkabel yang baru dikembangkan, dan berkomunikasi dengan perangkat di pintu masuk dan keluar setiap penyeberangan.

"Ini akan menjadi berpengaruh dalam hal menunjukkan secara akurat dan tepercaya bahwa hewan-hewan memang menggunakan struktur ini," demikian dijelaskan Profesor Jones.

Penyeberangan dan pagar anti-hewan liar telah dipasang di beberapa titik penting, yaitu lokasi tempat terjadinya banyak kecelakaan berupa koala yang tertabrak mobil.
Meskipun jalan raya masih menjadi ancaman bagi koala, Prof. Jones mengatakan bahwa kematian di jalanan kini "hampir lenyap" di lokasi yang dilengkapi dengan jalur penyeberangan.

Jembatan Seukuran Koala

Koala terdaftar sebagai satwa terancam di Queensland, New South Wales, dan Wilayah Ibu Kota Australia (ACT), serta dilindungi oleh undang-undang lingkungan hidup nasional.

Pada tahun 2010, pemerintah Queensland merilis Laporan Populasi Koala, yang menunjukkan bahwa populasi koala secara lokal, di dekat Brisbane telah berkurang sebesar 68% dalam waktu 10 tahun.

"Ini adalah penurunan yang menyeramkan," ujar Prof. Jones. "Ini tak boleh terus terjadi, atau Anda akan melihat kepunahan hewan ini pada masa depan."

Meski merupakan hewan yang senang berada di pepohonan, koala juga bergerak di daratan untuk mencari pohon, sumber makanan, air, serta pasangan. Pergerakan ini biasanya terjadi pada malam hari, dan jalan raya dapat dianggap sebagai ancaman utama bagi para koala.

Koala Sering Dianggap Hewan Bodoh dan 'Pemabuk', Ternyata... (Grifith University)

Untuk mengurangi jumlah korban di jalanan, pemerintah negara bagian mulai memasang pagar khusus hewan liar. Meski ini terbukti efektif untuk memagari hewan, Prof. Jones menegaskan bahwa itu bukan solusinya.

"Penting halnya bagi hewan-hewan itu untuk dapat bergerak dari satu tempat ke tempat lain," jelasnya.

"Jika mereka dipagari di dua area berbeda yang tak berhubungan, maka peluang untuk bertahan juga jauh lebih rendah," kata Jones lagi.

Profesof Jones dan timnya telah diminta untuk membantu merancang solusi yang berbiaya efektif. Daripada membangun jembatan baru, mereka memutuskan untuk memodifikasi terowongan pembuangan, yang lewat di bawah jalan raya. Jalur yang dinaikkan posisinya menjaga agar satwa tetap kering.

Untuk membuktikan keefektifannya, tim peneliti menangkap dan menandai koala-koala di dua sisi penyeberangan, di wilayah-wilayah sepanjang Brisbane hingga Gold Coast.

Selama penelitian yang berjalan 30 bulan, para peneliti memverifikasi 130 penyeberangan koala, meski hanya 21% koala tertandai yang menggunakan struktur itu.

Kamera peneliti juga menangkap sejumlah hewan lain yang menggunakan jembatan penyeberangan, termasuk echidna, goanna, posum, dan walabi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kecerdasan Koala Diremehkan

 

"Mereka telah menggunakan beragam teknik yang menunjukkan bahwa , ya, koala menggunakan jalur penyeberangan," ungkap Asisten Profesor Mathew Crowther, seorang ahli ekologi hewan liar di University of Sydney.

Ia mengatakan bahwa studi ini signifikan sebab menguji keefektifan infrastruktur.
"Sering kali, peneliti hanya mengukur menurunnya populasi di salah satu sisi jalan," katanya.

"Sedangkan di sini, mereka mempelajari apa yang dilakukan koala secara individual."

Crowther menyatakan bahwa ancaman terbesar bagi koala adalah kehilangan habitat, dan jalan raya yang memisahkan berfungsi seperti "ladang pembunuhan" di antara masing-masing habitat.

Ia mengatakan bahwa jalur penyeberangan merupakan pilihan baik untuk membantu mengurangi kematian koala dan satwa lainnya di jalan. Namun jalur harus dimonitor untuk memastikan bahwa memang dapat berfungsi.

Sementara Crowther mengatakan bahwa beberapa koala telah belajar menggunakan struktur jembatan untuk menyeberangi jalanan merupakan hal menarik, ia tak merasa heran dan mengatakan bahwa kecerdasan binatang sering kali "diremehkan".

Meski memiliki penglihatan yang rabun, menurutnya koala memiliki indera pendengaran dan penciuman yang hebat, serta secara teratur juga dapat menyusuri lanskap yang paling rumit.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini