Sukses

Top 3: 10 Bangunan Peradaban Kuno yang Lenyap Akibat Ulah Manusia

Berikut tiga berita yang paling banyak diincar oleh pembaca Liputan6.com kanal Global edisi Jumat (29/7/2016) malam.

Liputan6.com, Jakarta - Berbagai peradaban manusia dari zaman ke zaman telah mendirikan sejumlah bangunan megah yang memiliki fungsi beragam, mulai dari pusat pemerintahan, tempat beribadah, hingga pusat pendidikan.

Namun, tak selamanya warisan peradaban berupa bangunan itu berdiri kokoh hingga kini, baik karena bencana maupun ulah manusia sendiri. Sebagai contoh, sejumlah bangunan bersejarah di Timur Tengah hancur akibat ulah kelompok radikal ISIS.

Ternyata, 10 warisan dari peradaban masa lalu yang lenyap dari muka Bumi menjadi artikel yang paling banyak diakses oleh pembaca Liputan6.com kanal Global edisi Jumat (29/7/2016).

Dua artikel lain yang menyedot perhatian pembaca adalah seringai mengerikan dan tato iblis penusuk 19 orang di Jepang dan seruan Sekjen PBB atas eksekusi mati di RI yang jadi sorotan dunia.

Berikut Top 3 Global Selengkapnya:

1. 10 'Harta Warisan Tak Ternilai' yang Lenyap dari Muka Bumi

Patung Nimrud di British Museum. Sejumlah bangunan lambang peradaban manusia telah hancur karena kerakusan, kelalaian, ataupun kebencian. (Sumber citymetric.com)

Dari masa ke masa, peradaban-peradaban manusia telah mendirikan bangunan-bangunan indah dan megah menurut kegunaan masing-masing. Ada yang menjadi tempat pemujaan dewa, tempat beribadah, astronomi, ataupun keperluan lain.

Selain membangun, ternyata manusia pun menghancurkan lambang-lambang peradaban itu karena berbagai alasan.

Sejumlah bangunan lambang peradaban manusia telah hancur karena kerakusan, kelalaian, ataupun kebencian. Sebagian besar tidak pernah dapat dikenali lagi, apalagi dibangun ulang.

Selengkapnya...

2. Seringai Mengerikan dan Tato 'Iblis' Penusuk 19 Orang di Jepang

Ekspresi Satoshi Uematsu saat berada di dalam mobil di kantor polisi Tsukui, Jepang, Rabu (27/7). Satoshi dengan menggunakan pisau membunuh setidaknya 19 orang dan melukai 26 lainnya pada Selasa (28/7) dini hari. (REUTERS/Issei Kato)

Entah apa yang 'merasuki' pikiran Satoshi Uematsu dini hari itu, Selasa 26 Juli 2016. Memecah kaca jendela dengan martil, pria Jepang tersebut memasuki fasilitas perawatan orang-orang dengan disabilitas.

Kemudian, pemuda 26 tahun tersebut melakukan aksi sadis. Ia membunuh 19 orang yang ada di dalamnya dan melukai 26 lainnya dengan senjata tajam. Apa yang dilakukannya adalah pembunuhan massal terparah dalam sejarah Jepang sejak Perang Dunia II.

Uematsu pernah bekerja di fasilitas tersebut sebelum dipecat Februari lalu --pada bulan yang sama ketika ia berusaha menyampaikan surat pada majelis rendah parlemen, di mana ia merinci rencananya untuk 'melenyapkan 470 orang dengan disabilitas yang ada di sana' dengan cara memasuki dua rumah perawatan pada malam hari.

Selengkapnya...

3. Eksekusi Mati RI Jadi Kontroversi Dunia, Ini Seruan Sekjen PBB

Sekjen PBB, Ban Ki-moon mendesak Indonesia untuk meniadakan eksekusi mati. (AFP/The Straits Times)

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Ban Ki-moon, Kamis (28 Juli) meminta pemerintah Indonesia untuk menghentikan eksekusi mati terpidana mati narkoba.

"Agar pemerintah Indonesia menghentikan eksekusi sejumlah terpidana atas tuduhan kejahatan narkoba...", imbau Ban Ki-moon dalam sebuah pernyataan dari juru bicaranya.

Selain itu, Sekjen PBB juga mendesak Jokowi untuk mempertimbangkan mendeklarasikan moratorium penggunaan hukuman mati di Indonesia.

Selengkapnya...

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.