Sukses

Aktivis Homoseksual Diabadikan sebagai Nama Kapal AL AS

Pada 1951 hingga 1955, Milk sempat menjadi penyelam di Angkatan Laut AS.

Liputan6.com, Washington, DC - Nama aktivis pembela hak LGBT, Harvey Milk akan dijadikan sebagai nama kapal Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat (AS). Milk adalah politisi AS pertama yang mengakui dirinya gay dan terpilih sebagai pejabat publik di California.

Kabar terkait diabadikannya nama Milk menjadi nama sebuah kapal AL AS itu dirilis oleh US Naval Institute (USNI) News. Demikian seperti dilansir The Guardian, Jumat (29/7/2016).

Sebelumnya, sejumlah aktivitis LGBT di Sand Diego dan San Fransisco telah berkampanye, mendesak AL untuk menghormati Milk dan sejumlah tokoh LGBT lainnya yang sempat bertugas di angkatan bersenjata AS. Meski pada 2011 terdapat larangan bagi kelompok itu untuk bergabung dengan angkatan bersenjata AS.

Milk menjadi penyelam di AL AS sejak 1951 hingga 1955. Ia diberhentikan dengan hormat dalam pangkat letnan junior.

"Ketika Harvey Milk bertugas di militer, ia tidak bisa menceritakan kepada siapa pun tentang siapa sebenarnya dirinya," ujar Scott Wiener dari Dewan Pengawas San Fransisco yang turut menulis resolusi agar nama Milk diabadikan di kapal AL AS pada 2012 lalu.

"Sekarang negara kita telah menegaskan para pria dan perempuan yang bertugas, dan pada seluruh dunia, bahwa kita menghormati dan mendukung orang-orang sesuai dengan jati diri mereka," imbuhnya.

Milk pindah ke San Fransisco pada 1972, di mana ia tinggal di Distrik Castro dan memiliki sebuah toko kamera. Pada waktu yang sama, ia juga membela hak LGBT.

Pada 1977 ia memenangkan pemilihan untuk duduk di kursi Dewan Pengawas Kota San Fransisco, ini menjadikannya sebagai gay pertama yang menjadi pejabat publik di California. Satu tahun kemudian ia tewas dibunuh oleh seorang mantan supervisor yang juga membunuh Wali Kota, George Moscone.

"Harapan tidak pernah diam dan akan segera terwakili di dunia pelabuhan melalui USNS Harvey Milk," tulis Harvey Milk Foundation dalam laman Facebooknya sebagai reaksi atas pengumuman itu.

Desakan untuk mengabadikan nama Milk di sebuah kapal AL memicu kontroversi di kalangan masyarakat LGBT di San Fransisco pada 2012 lalu. Ini terkait dugaan bahwa Milk bagian dari gerakan 'anti-militerisme'.

"Milk adalah bagian dari gerakan 'yang memiliki akar kuat terkait anti-militerisme'. Jadi penghormatan itu datang dengan 'sedikit ironi'," ujar Cleve Jones, seorang LGBT dan aktivis hak-hak buruh yang dimentori oleh Milk.

Selain Milk, sejumlah tokoh lainnya seperti mantan ketua mahkamah agung AS Earl Warren, Robert Kennedy, aktivis pembela hak-hak perempuan, Lucy Stone, dan Sojourner Truth juga akan diabadikan menjadi nama kapal AL AS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.