Sukses

Obama: Hillary Clinton Adalah Sosok Paling Tepat di Gedung Putih

Bagi Obama, Hillary Clinton adalah sosok paling tepat untuk meneruskan Amerika seperti sekarang ini.

Liputan6.com, Philadelphia - Presiden AS Barack Obama sebagai pendukung terkuat capres AS dari Partai Demokrat memberikan pidato dalam Konvensi Nasional partai berlambang keledai pada Selasa, 27 Juli 2016.

Pidato dibuka dengan sebuah film dokumenter tentang perjalanan karier Obama, dari mulai senator Chicago hingga ke Gedung Putih.

Pidato tersebut rencananya berlangsung selama 30 menit. Namun yang unik, para orang terdekat Obama mengatakan orang nomor satu AS itu membuat enam kali draf untuk pidato itu.

Obama bahkan menulisnya hingga pukul 03.00 setelah menonton pidato Michele sebelumnya yang dipuji banyak orang itu.

Dibuka dengan lagu kebangsaan AS, Obama menyapa para undangan. Setelah menjabarkan tentang AS di bawah kepemimpinannya, Obama mulai mengungkapkan kehadirannya di konvensi itu.

"Amerika yang saya kenal adalah penuh keberagaman, menikmati kemudahan akses kesehatan, dan hanya ada satu kandidat di masa depan yang mampu melangsungkan Amerika seperti sekarang ini," kata Obama seperti dilansir The Guardian, Kamis (28/7/2016).

"Kandidat itu telah menunjukkan kesetiaan dirinya; seorang ibu dan nenek yang mau melakukan banyak hal untuk anak-anak; seorang pemimpin yang memiliki rencana nyata untuk mendobrak kesulitan demi memberikan kesempatan yang lebih besar bagi setiap orang Amerika. Dan orang itu adalah Presiden AS berikutnya, Hillary Clinton."

Obama dan Hillary adalah rival satu sama lain saat Pemilu AS 2008. Keduanya bersaing ketat untuk merebut hati para delegasi Demokrat di konvensi lalu.

Pun selama kampanye, kritikan dan kata-kata pedas saling terlontar satu sama lain.

Namun, meski Hillary kalah, Obama menunjuknya menjadi menteri luar negeri.

"Kami pernah bertarung selama satu setengah tahun. Saya memberi tahu Anda, itu adalah pertarungan yang berat karena Hillary itu tangguh. Di saat saya berpikir sudah menang, Hillary muncul lebih kuat lagi," Obama mengenang.

"Namun setelah semua selesai, saya minta Hillary untuk bergabung dalam kabinet. Dia awalnya kaget, tapi akhirnya mengatakan iya. Selama empat tahun, saya menyaksikan dobrakan dan kecerdasannya."

Dalam kampanye Hillary 2008 lalu, ia sempat mengkritik rencana kebijakan luar negeri Obama.

"Tinggal di negeri asing dari umur 3 hingga 7 tahun itu bukan dasar untuk membuat kebijakan luar negeri, Tuan Obama," ujar Hillary saat kampanye di Ohio 2008.

Selama kariernya menjadi menlu, Obama dalam pidato memuji Hillary yang tak kenal menyerah dan membuat AS lebih aman lagi.

"Kalau Anda khawatir akan keselamatan Anda dan keluarga di dunia yang berbahaya ini -- well, pilihannya lebih jelas, Hillary Clinton. Ia adalah sosok yang dihormati di seluruh dunia. Tak hanya oleh pemimpin, tetapi juga oleh orang-orang biasa di sekelilingnya..."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini