Sukses

Kisah Tragis Buruh Anak di Bangladesh

Bocah lelaki berusia 10 tahun ini meregang nyawa oleh rekannya bekerja sebagai buruh.

Liputan6.com, Dhaka - Sagar Barman, seorang buruh anak di pabrik tekstil di Rupganj, Bangladesh, dilarikan ke rumah sakit oleh ayahnya sendiri setelah anak itu mengalami penyiksaan.

Dikutip dari The Mirror pada Rabu (27/7/2016), buruh anak berusia 10 tahun itu meninggal dunia setelah pria rekan kerjanya yang sudah dewasa menyiksanya dengan selang kompresor.

Ratan Barman, sang ayah yang juga menjadi buruh di pabrik tekstil yang sama, diberitahu bahwa seseorang menyerang anaknya. Ia lalu bergegas mencari anak lelakinya dan melihat putra kesayangannya sudah dalam kondisi meninggal dunia.

Menurut seorang dokter di Dhaka Medical College, anak itu ditengarai meninggal dunia karena ada udara berlebih di dalam usus besarnya.

Kata Dr. Firoz Ahmed kepada harian Dhaka Tribune, "Kami baru bisa memberikan perinciannya setelah selesai otopsi. Jenazahnya sudah dikirim ke kamar mayat."

Wakil Inspektur Tanvir Hossain dari Markas Polisi Rupganj mengatakan, polisi sudah menanyai para buruh di pabrik tersebut. Ia mengatakan, "Kami sudah berbicara dengan para buruh, tapi belum mendapatkan nama siapa pun."

Polisi itu melanjutkan, "Keluarga korban ada di Dhaka Medical dan kami melakukan kontak dengan mereka. Perinciannya akan dipelajari setelah pelaporan kasus ini."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kasus Serupa

Kejahatan ini bukan pertama kalinya. Satu tahun lalu, seorang remaja lelaki berusia 12 tahun meninggal dengan cara serupa sehingga mengundang kegeraman di seluruh negeri.

Saat itu, remaja bernama Md Rakibul Islam tewas atas perlakuan 3 pemilik bengkel di Khulna setelah ia keluar dari pekerjaan. Remaja itu memutuskan keluar karena ia kerap dihajar di tempat kerjanya tersebut.

Mantan atasannya kemudian menyiksanya menggunakan selang kompresor hingga ia meninggal dunia. Dua di antara 3 tersangka saat itu dijatuhi hukuman mati.

Lucky Begum, ibu korban, mengatakan, "Putra saya keluar dari bengkel karena menghindari kekerasan dari mereka. Putra saya tidak ingin dipukuli setiap hari."

Md Rakibul Islam, korban pembunuhan pompa udara, Agustus 2015. (Sumber Dhaka Tribune)

Data PBB

Sementara itu, dari laman resmi UNICEF disebutkan bahwa kira-kira 150 juta anak di seluruh dunia memang tercatat sudah mengemban pekerjaan berat, baik yang dibayar maupun tidak.

Ketika anak-anak melakukan pekerjaan yang tidak pantas bagi usianya atau terlalu berbahaya sehingga mengganggu perkembangan fisik, mental, sosial dan pendidikannya, maka anak itu tergolong buruh anak.

Buruh anak paling banyak ada di Afrika sub-Sahara, mencakup sekitar 28 persen anak usia 5 hingga 14 tahun. Di negara-negara paling miskin, kira-kira 1 di antara 4 anak usia 5 hingga 14 tahun terlibat dalam pekerjaan yang dianggap membahayakan kesehatan dan perkembangan mereka.

Di Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Timur, dan kawasan Pasifik, sekitar 10 persen anak dalam rentang usia itu melakukan tugas yang berpotensi membahayakan. Angka ini berkisar pada 9 persen, di kalangan anak-anak Amerika Latin dan Karibia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini