Sukses

Bernie Sanders: Hillary Clinton Harus Menjadi Presiden AS

Meski diwarnai dengan skandal email, namun Sanders tak menarik dukungannya terhadap Hillary Clinton.

Liputan6.com, Philadelphia - Di tengah isu perpecahan suara di tubuh Partai Demokrat Amerika Serikat (AS), Senator Vermont, Bernie Sanders tampil di atas panggung konvensi nasional partai itu. Ia lantang menyuarakan dukungannya terhadap sang mantan rival, Hillary Clinton.

"Dalam situasi penuh tekanan bagi negara kita, pemilihan ini harus membawa orang bersatu, bukan memecah belah. Sementara Donald Trump sibuk menghina satu per satu kelompok, Hillary Clinton mengerti bahwa keragaman adalah salah satu kekuatan terbesar kita," ujar Bernie Sanders dalam pidatonya seperti dilansir CNN, Selasa (26/7/2016).

"Bukan rahasia bahwa Hillary Clinton dan saya berbeda pendapat dalam sejumlah isu. Itu adalah isi dari kampanye ini. Itu adalah tentang demokrasi. Namun dengan senang hati saya sampaikan bahwa Demokrat memiliki program paling progresif dalam sejarah partai," tutur Sanders.

"Di antaranya, Partai Demokrat menyerukan untuk membubarkan lembaga keuangan terbesar Wall Street dan menghapus Glass Steagall Act -- empat ketentuan dalam UU Perbankan AS 1933. Selain itu juga diserukan oposisi yang kuat untuk perdagangan bebas seperti Trans-Pacific Partnership (TPP) yang membunuh banyak lapangan kerja," jelas Sanders.

Dalam kesempatan yang sama, ia juga menegaskan Hillary harus menjadi presiden AS.

"Tugas kami sekarang adalah melihat bahwa program ini dilaksanakan oleh Senat Demokrat, Kongres Demokrat, dan Hillary Clinton sebagai presiden, saya akan melakukan apa saja untuk membuat itu terjadi," tambah Sanders.

"Saya mengenal Hillary Clinton selama 25 tahun. Seperti Anda, saya mengingatnya sebagai ibu negara yang hebat, ia membantu perjuangan untuk isu kesehatan. Di Senat, ia pembela hak anak-anak, kaum perempuan, dan difabel. Hillary Clinton akan menjadi presiden yang luar biasa dan saya bangga berdiri di sini untuk mendukungnya," imbuhnya.

Jelang Konvensi Nasional Partai Demokrat, internal organisasi politik itu dibayangi perpecahan menyusul skandal email yang melibatkan petinggi partai. Para pendukung Sanders 'mengamuk' ketika mengetahui ada rencana untuk menyingkirkan sang senator demi memenangkan Hillary.

Skandal email yang dibocorkan oleh WikiLeaks ini memaksa Ketua Komite Nasional Partai Demokrat (DNC) Debbie Wasserman Schultz mundur dari jabatannya. Namun tampilnya Sanders di atas panggung demi menyampaikan dukungan terhadap Hillary diharapkan dapat menyatukan kembali suara partai.

Konvensi Nasional Partai Demokrat dibuka pada Senin 25 Juli kemarin dan akan berlangsung hingga 28 Juli mendatang. Sejumlah tokoh seperti Michelle Obama, Bernie Sanders, mantan Wali kota New York, Michael Bloomberg dan beberapa lainnya tampil sebagai pembicara.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.