Sukses

Ini yang Terjadi pada Bumi Jika Bulan Tiba-tiba Menghilang...

Apakah hilangnya bulan memiliki pengaruh besar terhadap keberlangsungan Bumi? Berikut ini ulasannya.

Liputan6.com, Colombus - Bulan merupakan satelit alami Bumi dan pada saat tertentu akan tampak bulat sempurna atau disebut purnama.

Selain menghiasi langit malam, bulan juga memiliki pengaruh terhadap pasang surut laut di Bumi. Tak hanya itu, satelit alami tersebut juga menjadi penyebab gerhana Matahari.

Namun, apakah Anda pernah membayangkan apa jadinya jika bulan menghilang? Mungkinkah peristiwa tersebut memiliki pengaruh besar bagi Bumi?

Berikut beberapa hal yang terjadi jika bulan tiba-tiba menghilang, berdasarkan penjelasan astrofisikawan di The Ohio State University, Paul Sutter, yang dikutip dari LiveScience, Jumat (22/7/2016).

Dampaknya terhadap Pasang Surut

Nelayan memasangkan tali ke parahunya agar tidak terbawa gelombang pasang di Pantai Depok, Yogyakarta,Kamis (9/6). BMKG Yogyakarta mengatakan bahwa tinggi gelombang di perairan laut selatan mencapai 2,5 hingga 4 meter,  (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Pada saat tertentu, ketika bulan mendekat Bumi, maka terjadi perubahan intensitas daya tarik gravitasi bulan pada salah satu sisi Bumi terhadap sisi lainnya.

Peristiwa tersebut membentuk dua tonjolan pasang surut. Tonjolan yang posisinya lebih dekat dengan Bulan akan mengalami pasang.

Ketika bulan menghilang, Bumi tak akan benar-benar kehilangan pasang surutnya. Hal ini disebabkan karena Matahari juga memiliki gaya gravitasi, walaupun pengaruhnya terhadap pasang air laut tak sebesar bulan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jumlah Jam Berubah

Perubahan Jumlah Jam dalam Sehari

Ilustrasi Jam (Foto: goxnews.com)

Dahulu Bumi berputar pada porosnya lebih cepat daripada hari ini. Saat bulan terbentuk, Bumi hanya perlu berputar selama 6 jam untuk menyelesaikan sekali rotasinya. Lalu bagaimana pada hari ini Bumi membutuhkan waktu hingga 24 jam untuk sekali rotasi?

Perputaran Bumi pada porosnya menyeret tonjolan pasang surut di seluruh planet. Akibat fenomena itu, air laut akan masuk ke tempat yang tak seharusnya.

Karena gravitasi bersifat dua arah, maka tonjolan itu menyentak bulan sedikit demi sedikit -- layaknya menarik anjing yang enggan dengan tali-- sehingga membuat orbitnya lebih cepat.

Saat itu bulan perlahan-lahan makin menjauh dari Bumi. Energi untuk mempercepat bulan dari Bumi selama ribuan tahun membuat planet kita melambat. Hal tersebut mengubah energi rotasi menjadi energi orbital bulan.

Jika bulan menghilang, maka proses tersebut akan berhenti. Jumlah jam kerja dalam sehari pun akan berubah.

Musim Menjadi Tak Teratur

Musim dingin di Tignes, Perancis. (Connor McNally)

Bumi memiliki sumbu yang miring dan dapat berubah sesuai dengan waktu. Sebenarnya kemiringan tersebut dapat berubah dengan cepat, di mana jika terjadi, maka Antartika dapat menghadap ke Matahari 24 jam sehari dan membuat bagian bumi lainnya berada dalam kegelapan total.

Namun dengan adanya bulan, kemiringan sumbu Bumi dapat terjaga. Hal tersebut terjadi karena bulan mengorbit Bumi dengan cukup cepat di mana momentum sudut (energi rotasi) mencegah kemiringan sumbu planet berubah dengan cepat.

Sebenarnya bulan juga memiliki dampak negatif dalam jangka panjang, karena dapat memperlambat laju Bumi sehingga lebih rentan terhadap planet lain. Namun hal tersebut tak menjadi masalah karena diperkirakan terjadi pada miliaran tahun yang akan datang.

Menurut Sutter, jika bulan tiba-tiba menghilang, musim di bumi akan tetap ada dalam jangka waktu lama. Hilangnya satelit alami itu juga tak akan memiliki pengaruh besar bagi planet kita. Bagaimana menurut Anda?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.