Sukses

Trump: Amerikanisme Akan Jadi Kebijakan Luar Negeri AS

Konvensi Partai Republik AS digelar selama empat hari, mulai dari 18 hingga 21 Juli.

Liputan6.com, Washington, DC - Taipan properti, Donald Trump secara resmi menjadi calon presiden Amerika Serikat (AS) asal Partai Republik setelah ia menyatakan dengan rendah hati menerima pencalonan dirinya. Trump pun bersumpah akan mengalahkan rivalnya, Hillary Clinton.

Dalam pidato puncaknya di panggung Konvensi Partai Republik, Trump juga mengumbar sejumlah janji kampanye termasuk di antaranya mengubah prinsip kebijakan luar negeri AS dari globalisme menjadi Amerikanisme dan menangkis ancaman yang dihadapi Negeri Paman Sam.

Pidato Trump di hari terakhir Konvensi Partai Republik itu mengusung tema menjadikan kepentingan AS sebagai prioritas utama.

"Kejahatan dan kekerasan yang saat ini menimpa AS akan segera berakhir," ujar Trump dalam Konvesi Partai Republik yang berlangsung di Cleveland, Ohio seperti dilansir BBC, Jumat (22/7/2016).

Miliarder itu mengatakan, keamanan AS berada di bawah ancaman kelompok radikal Islam, imigran gelap, dan transaksi perdagangan yang merugikan para pekerja lokal.

"Kita akan memimpin negara kita kembali ke keamanan, kesejahteraan, dan kedamaian. Kita akan menjadi sebuah negara yang dermawan dan ramah. Tapi kita juga akan menjadi sebuah negara hukum dan tertib," ungkap Trump.

Kepada 'rakyat AS yang terlupakan' --julukan yang ia berikan bagi para pekerja keras namun tidak memiliki suara-- Trump mengatakan, "Saya adalah suara Anda".

Ia menggambarkan kondisi AS yang saat ini suram dan menegaskan di bawah kepemimpinannya, ia akan mengantar negara itu memasuki sebuah era baru di mana rakyat biasa akan menjadi prioritas utama.

Trump yang naik ke atas panggung setelah dipanggil oleh sang putri, Ivanka juga menyebut sejumlah kebijakan yang akan ia terapkan jika terpilih menjadi orang nomor satu di negeri itu. Ia akan membangun 'tembok perbatasan yang besar' untuk menghentikan imigrasi ilegal, gangster, dan obat-obatan terlarang.

Persoalan imigrasi disebut Trump telah membuat para pekerja keturunan Latin dan Afrika-Amerika mendapat upah yang lebih rendah dan ia juga menyoroti transaksi perdagangan AS selama ini telah 'menghancurkan kelas menengah'.

Tak lupa, ia juga 'menyerang' Presiden Barack Obama dan pesaingnya Hillary Cinton. Trump menyebut pemerintahan Obama gagal dalam isu pendidikan, pekerjaan, dan kejahatan di mana menurutnya saat ini hampir 180 ribu imigran ilegal dengan catatan kriminal 'berkeliaran bebas' dan mengancam keselamatan warga AS.

Sementara itu, Trump menuding Hillary menawarkan amnesti, imigrasi, dan pelanggaran hukum massal. Ia juga menyebut Hillary adalah penyebab atas 'kematian, kehancuran, dan kelemahan' AS.

Untuk merebut hati kelompok ortodoks di Partai Republik, ia menyampaikan bahwa dirinya menghormati hak kelompok LGBT.

"Saya akan melakukan segalanya untuk melindungi kelompok LGBT kita dari kekerasan, ideologi asing yang penuh kebencian," tutur Trump yang disambut tepuk tangan oleh para pendukungnya.

Trump berpidato satu hari setelah Senator Texas, Ted Cruz tampil di atas panggung yang sama namun menolak memberikan dukungannya kepada sang miliarder. Perbuatannya itu memicu kemarahan dan ejekan dari para pendukung Trump.

Cruz menjelaskan ia memiliki alasan di balik peristiwa itu dan mengatakan ia tidak akan menjadi 'anjing pelayan' bagi seseorang yang telah 'menyerang' keluarganya. Sebelumnya, Trump dilaporkan telah mengkritik penampilan istri Cruz, Heidi.

Konvensi Partai Republik digelar selama empat hari mulai dari 18 hingga 21 Juli. Berbeda dengan konvensi partai pada umumnya, tak banyak tokoh berpengaruh yang hadir di Quicken Loans Arena, tempat di mana perhelatan berlangsung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.