Sukses

Kisah Ridwan Kamil Saksikan 'Nilai Islami' di Selandia Baru

Ridwan Kamil mengundang pengusaha Selandia Baru untuk menanamkan modalnya di Bandung.

Liputan6.com, Jakarta - Pada April 2016 lalu, untuk kali pertamanya Walikota Bandung, Ridwan Kamil mengunjungi Selandia Baru. Di sana, ia mengunjungi sejumlah kota, di antaranya Wellington yang tenang dan Christchurch yang terus bangkit dari gempa.

Di Negeri Kiwi, Ridwan Kamil juga mengaku menjadi saksi perwujudan nilai-nilai Islami -- yang sejati. Dia menambahkan, Selandia Baru adalah salah satu negara yang paling 'Islami' di dunia.

Indonesia, yang adalah negara dengan penduduk muslim terbesar di muka Bumi justru belum maksimal menerapkan nilai-nilai Islami.

"Ke depan saya akan mengirimkan ulama terkemuka ke Selandia Baru, untuk mempelajari bagaimana mempraktikkan nilai-nilai Islam berdasarkan pengalaman di sana," kata Ridwan Kamil dalam acara Business  Forum: New Zealand and Indonesia: Patner in an integrating region, Senin (18/7/2016).

Nilai-nilai Islami tersebut, Ridwan Kamil menambahkan, di antaranya adalah sikap mematuhi peraturan dan menghormati sesama manusia.

Penelusuran Liputan6.com, sebuah studi yang dilakukan George Washington University pada 2014 menyebutkan, nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran justru diterapkan secara lebih baik di sejumlah negara Barat.

Studi terhadap 208 negara menemukan, lima besar negara yang menerapkan nilai Islami secara ekonomi dan nilai sosial adalah Irlandia, Denmark, Luxemburg, dan Selandia Baru. Demikian seperti dikutip dari situs Telegraph.

Malaysia menempati ranking tertinggi untuk negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, di posisi 33.

Hossein Askari, pengajar di International Business and International Affairs, George Washington University mengatakan, peringkat tersebut disusun berdasarkan Index of Economic Islamicity dan seberapa dekat kebijakan dan pencapaian sebuah negara merefleksikan nilai Islami.

"Jika sebuah negara, masyarakat, atau komunitas menunjukkan karakteristik seperti korup, opresif, pemimpin yang tak adil, ketidaksetaraan di depan hukum, kesenjangan kesempatan untuk mengembangkan diri, tidak adanya kebebasan memilih, pameran kemewahan di tengah kemiskinan, agresi menjadi resolusi dari konflik alih-alih dialog, dan di atas segalanya, adanya ketidakadilan, adalah bukti kuat bahwa itu bukan masyarakat Islami," kata Askari.

Undang Investor

Dalam paparannya, Ridwan Kamil menyebutkan potensi Indonesia dalam hal jumlah penduduk yang besar, yang mencapai lebih dari 200 juta jiwa.

Menariknya, jumlah pendaftaran untuk penggunaan telepon selular di Indonesia melebihi jumlah tersebut.

"Indonesia adalah satu-satunya negara di mana jumlah pemakai ponsel melebihi populasinya," kata Ridwan Kamil.

Pria yang berlatar belakang sebagai arsitek itu menambahkan, ada sekitar 500 kota di Indonesia. Bandung adalah salah satunya.

Meski tak memiliki sumber daya alam dan energi, Bandung memiliki potensi yang tak kalah dengan kota-kota lain di Indonesia.

Dengan penduduknya yang sekitar 2,5 juta, Kota Kembang mengembangkan industri yang mengandalkan kapasitas manusianya, misalnya industri kreatif dan teknologi.

Sembari mengenalkan konsep Smart City, Ridwan Kamil menyebutkan, perubahan sistem pemerintahan dari sentralistis ke otonomi daerah semakin memudahkan investasi di kotanya.

"Kami akan melayani para pengusaha yang datang secara langsung," kata dia.

Di sisi lain, pria berkacamata itu memberi masukan pada pihak Selandia Baru untuk meningkatkan promosi di Indonesia. Menurut Ridwan Kamil, nama Selandia belum terlalu kuat dalam memori rakyat di Tanah Air.

Padahal. banyak produk negara tersebut yang digunakan dan diperdagangkan di Indonesia.

"Tak hanya mempromosikan perdagangan tapi juga pendidikannya," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini