Sukses

16-7-1990: Gempa 1 Menit yang Menewaskan 1.000 Orang

Guncangan dahsyat memporak-porandakan sebagian besar wilayah pulau Luzon, Filipina pada 1990.

Liputan6.com, Manila - Lebih dari 1.000 orang tewas akibat gempa bumi berkekuatan 7,7 skala Richter, terjadi tepat hari ini pada tahun 1990 di Pulau Luzon, Filipina.

Menurut laporan yang dikutip dari History.com, Sabtu (16/7/2016), lindu yang mengguncang selama satu menit pada pukul 16.26 waktu setempat, berpusat di Provinsi Nueva Ecija, bagian utara Manila, Filipina.

Guncangan dahsyat tersebut memporak-porandakan sebagian besar wilayah pulau terbesar di Pilipina itu, mengakibatkan semua jenis bangunan runtuh.

Korban tewas berjatuhan. Beberapa bahkan meninggal akibat terinjak-injak, saat berdesakan keluar gedung mencoba menyelamatkan diri. Sekitar 30 penambang tewas tertimbun di dalam tambang emas dan tembaga Tuba.

Bangunan kampus 6 lantai, Christian College, rata dengan tanah dan menimbun sekitar 250 pengajar dan mahasiswa. Regu penyelamat berhasil menyelamatkan banyak orang yang terperangkap, namun sayangnya beberapa korban malah tewas akibat dehidrasi.

Penginapan di resort Baguio -- dikenal sebagai Philippines' Summer Capital -- mengalami kerusakan luar biasa.

Setelah lindu berlalu, hampir 100 ribu penduduk terpaksa tidur di lapangan terbuka, takut kembali ke rumah mereka di tengah-tengah gempa susulan yang terus mengguncang.

Selama berhari-hari tim penyelamat melakukan evakuasi, mengeluarkan jasad tertimbun bangunan, sambil mencari korban selamat.

Seribu orang diperkirakan tewas, sementara 1.000 lainnya mengalami luka-luka. Rusaknya jalan utama akibat longsor membuat usaha penyelamatan terhambat berkali-kali.

Baguio merupakan wilayah yang terletak di antara setidaknya tujuh patahan dan kini tercatat sebagai salah satu kota paling rentan gempa di Asia.

Selain gempa bumi, daerah tersebut juga mempunyai curah hujan yang tinggi, meningkatkan kemungkinan terjadinya longsor dahsyat.

Pada 16 Juli 1918, Czar Nicholas II dan keluarganya dieksekusi mati di Yekaterinburg, Russia, mengakhiri kekuasaan 3 abad dinasti Romanov. 

Tepat pada hari yang sama tahun 2002, Presiden George W. Bush mengumumkan rencananya, memperkuat pertahanan dalam negeri AS, mencegah terjadinya kembali insiden 11 September 2001.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.