Sukses

Adolf Hitler Palsukan Kematian dan Tinggal di Paraguay?

Sejarawan asal Argentina menjelaskan kepalsuan kematian Hitler dalam buku El Exilio De Hitler.

Liputan6.com, Buenos Aires - Ini yang tertulis dalam teks sejarah: diktator Nazi yang terkenal akan kekejamannya, Adolf Hitler bunuh diri dengan cara menembak kepalanya sendiri pada 30 April 1945.

Di sebuah bunker bawah tanah tempatnya menghembuskan napas terkahir, sang istri, Eva Braun, turut menyusulnya dengan cara menelan pil berisi sianida.

Jasad mereka lalu dibakar oleh pegawainya, sebelum disimpan di sebuah kuburan dangkal.

Namun tak semua orang mempercayai hal tersebut. Mereka menganggap, Hitler merupakan salah satu dia antara ribuan anggota Nazi yang mencari perlindungan di Amerika Selatan.

Dikutip dari Huffington Post, Jumat (15/7/2016), seorang sejarawan bernama Abel Basti juga mengatakan hal serupa. Ia menyebut bahwa Hitler sempat tinggal di Argentina sebelum kabur ke Paraguay dan meninggal di sana pada 3 Februari 1971.

Hipotesanya tersebut dijelaskan dalam buku yang ditulisnya, El Exilio De Hitler -- Hitler di Pengasingan.

Basti yang telah banyak menulis tentang diktator Jerman itu, memberi keterangan tentang kepalsuan kematian Hitler kepada Sputnik News.

Adolf Hitler dan Eva Braun. (Telegraph)

"Terdapat kesepakatan dengan AS bahwa Hitler akan melarikan diri dan ia tak boleh jatuh di tangan Uni Soviet. Hal tersebut juga berlaku ke banyak ilmuwan, militer, dan mata-mata yang terlibat dalam perjuangan melawan rezim Soviet," ujar Basti.

Sejarawan itu meyakini, Hitler keluar dari bunker bawah tanah di Berlin melalui terowongan, lalu melanjutkan perjalanan ke Bandara Tempelhof, di mana sebuah helikopter membawanya ke Spanyol.

Dari sana, ia diduga pergi ke Kepulauan Canaria di mana sebuah U-Boat -- kapal selam Jerman -- menunggu dan membawanya ke Argentina.

Hitler diduga menghabiskan waktu hampir setahun di Argentina sebelum pindah ke Paraguay, di mana ia tinggal di bawah perlindungan Presiden Alfredo Stroessner yang memiliki asal usul dari Jerman.

"Keluarga kaya yang membantunya selama bertahun-tahun bertanggung jawab mengatur pemakamannya. Hitler kemudian dimakamkan di bunker bawah tanah, di mana sekarang berubah menjadi hotel mewah di Asuncion," tutur Basti.

"Pada 1973, pintu masuk ke dalam bunker ditutup dan 40 orang datang untuk mengucapkan kata perpisahan terakhir ke Hitler. Salah satu orang yang menghadiri upacara tersebut, tentara Brazil Fernando Nogueira de Araujo, mengungkap seremoni itu ke sebuah surat kabar," imbuhnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Memburu Hitler

Teori Lain Tentang Kaburnya Hitler ke Amerika Selatan

Hipotesa yang diungkapkan Basti didukung oleh teori Bob Baer, mantan agen Badan Pusat Intelijen Amerika Serikat (CIA), yang mengklaim bahwa Hitler memalsukan kematiannya dan melarikan diri ke Tenerife, Kepuluan Canaria.

Ia mengklaim memiliki dokumen rahasia yang mengungkap bahwa Fuhrer melarikan diri ke Canary Islands lewat jalur udara, sebelum tiba di Argentina.

Menurut keterangannya dalam dokumenter 'Hunting Hitler' yang ditayangkan History Channel, tak ada saksi mata yang dapat membuktikan bahwa sang fuhrer bunuh diri atau menemukan jasadnya di dalam bunker.

Selain itu, fragmen tengkorak yang diklaim merupakan milik Hitler sebenarnya milik seorang wanita muda usia di bawah 40. Sementara, Hitler meninggal pada usia 56.

Tengkorak yang diyakini milik Hitler (Reuters)

Penulis biografi Hitler, Werner Maser, juga menyebut bahwa fragmen tersebut palsu, demikian menurut laporan BBC.

Adanya hubungan pasca Perang Dunia II dengan Amerika Selatan telah diketahui secara luas. Hal itu diperkuat setelah arkeolog menemukan sebuah hutan rahasia yang diyakini dibangun khusus untuk Nazi  ketika mereka terpaksa melarikan diri dari Jerman.

Serangkaian reruntuhan batu yang terletak di Teyu Cuare Argentina, perbatasan dengan Paraguay, juga ditemukan oleh para peneliti ketika membuka jalan bersemak dengan menggunakan parang.

Saat itu tempat rahasia tak diperlukan, karena Presiden Argentina Juan Peron menerima kedatangan ribuan anggota Nazi dan fasis Italia ke negerinya dengan tangan terbuka.

Tahun 2000 Presiden Argentina, Fernando de la Rua, mengeluarkan permintaan maaf secara resmi karena negaranya terlibat dalam penyembunyian penjahat perang Nazi.

Namun hingga saat ini tak ada pernyataan resmi maupun bukti bahwa Hitler pernah tinggal di sana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini