Sukses

Mengenal Buruh Migran Asia Tenggara di Taiwan Melalui '1095'

Kelompok 1095 bertujuan untuk memperkenalkan Asia Tenggara dan menghilangkan prasangka terhadap buruh migran.

Liputan6.com, Taichung - Stasiun kereta api Taichung dan kawasan First Square menjadi lokasi favorit tempat berkumpulnya buruh migran di Taiwan pada hari libur. Lokasi tersebut pun dijadikan 1095 sebagai tempat penelitian kebudayaan Asia Tenggara.

Seperti dimuat Taiwan Panorama, 1095 merupakan kelompok diprakarsai oleh Annie Guan untuk memperkenalkan Asia Tenggara dan menghilangkan prasangka terhadap buruh migran.

Nama 1095 berasal dari Undang-Undang Ketenagakerjaan pada 1992 yang mengizinkan buruh migran bekerja dengan masa kontrak tiga tahun per periode atau sama dengan 1095 hari.

Ketika di Jerman, Annie terinspirasi untuk mencatat kehidupan para buruh dan hubungannya dengan lingkungan sekitar. Sepulangnya ke Taiwan, ia bersama adik-adik kelas melakukan riset selama 9 bulan dan meluncurkan "1095, Kisah Buruh Migran Taichung".

Mahasiswa lain bernama Yanjie Jiang yang peduli akan isu ketenagakerjaan, segera bergabung dengan 1095 dan membantu agara masyarakat menyingkirkan stereotipe buruh migran dengan memperkenalkan kebudayaannya.

Pameran yang dilakukan oleh 1095 pun dilakukan di First Square setiap akhir pekan. Dengan membawa koper berisi buku bacaan, mereka dapat langsung berhadapan dengan buruh migran Asia Tenggara dan saling berbagi kisah.

Justto, buruh asal Indonesia, sepulang kerja senang menulis dan pernah menerbitkan karyanya sendiri. Dodo yang juga berasal dari Indonesia, gemar membahas masalah internasional dan mengenalkan Taichung dari sudut pandangannya.

Dengan mendirikan 1095, Annie Guan dan Yanjie Jiang berusaha membangun jembatan penghubung untuk memperkenalkan Asia Tenggara. Mereka berharap dengan mengenal kebudayaannya, maka akan tercipta kehidupan yang lebih baik.

Selain menggelar gerai buku, mementaskan drama, dan melakukan pengkajian budaya, 1095 juga berperan sebagai pemandu yang mengundang pelajar asing atau imigran baru untuk mengenalkan kebudayaan.

Tak hanya itu, 1095 juga membuka kelas bahasa Mandarin bagi mereka yang berminat, perekrutan pelajar magang, menyediakan ruang nuansa Asia Tenggara yang nyaman dan bersahabat, serta membentuk program internet kreatif yang diharapkan dapat mengubah stereotipe.

Ke depannya, kelompok itu juga akan membuka kelas fotografi, kelas bahasa untuk imigran baru, kelas tata boga dan lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.