Sukses

Akhir Tragis Penyanyi Opera Ternama Ukraina oleh Penembak Jitu

Kisah tragisnya terjadi pada Rabu 29 Juni 2016 sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Suara emasnya secara permanen dibungkam saat itu.

Liputan6.com, Minsk - Adalah Vasyl Slipak, penyanyi opera ternama Ukraina yang tewas tragis demi membela negaranya di tangan penembak jitu. Kematiannya sekaligus menjadi bukti atas tindakan bar-bar manusia.

Kisah tragisnya terjadi pada Rabu 29 Juni 2016 sekitar pukul 06.00 waktu setempat. Suara emasnya secara permanen dibungkam saat itu, ketika gelombang kekerasan mematikan di Ukraina pecah di tengah-tengah gencatan senjata.

Penyanyi opera 41 tahun tewas terbunuh oleh penembak jitu, menjadi korban perang akibat gesekan dengan wilayah pinggiran timur Eropa.

Kematian Slipak terjadi di dekat kota yang dikuasai pemberontak Debaltseve, saat separatis yang didukung Rusia melancarkan serangan fajar -- melibatkan artileri, mortir dan senapan mesin berat, serta kebakaran akibat gempuran pesawat udara. Kota ini menjadi sasaran serangan separatis Rusia pada Februari 2015, meskipun sudah dilakukan penandatanganan gencatan senjata kedua.

Pada hari kematian Slipak, monitor gencatan senjata internasional mencatat tingkat tinggi kekerasan bersenjata di Debaltseve. Termasuk ratusan ledakan dari senjata sepanjang hari, padahal seharusnya dilarang di bawah perjanjian damai Minsk yang disepakati tahun 2015 lalu.

Pertempuran sengit berkobar lagi hari Kamis 30 Juni hingga malam, melibatkan salvo dari sistem peluncuran roket yang kemungkinan besar bisa menciptakan hujan rudal.

Minggu ini, PBB mengatakan bahwa korban tewas dari Ukraina telah mencapai hampir 9.500 orang. Termasuk 2.000 warga sipil.

Badan tersebut juga memperingatkan kemungkinan re-eskalasi permusuhan besar-besaran. Pada hari Jumat, Uni Eropa bahkan secara resmi memperpanjang sanksi ekonomi terhadap Rusia selama enam bulan, di tengah tekanan untuk mengurangi korban, meski kesepakatan damai gagal dicapai.

Menurut media Rusia, sniper separatis yang dijuluki 'Sailor' adalah si penembak jitu Slipak. Dalam pakaian kamuflase dengan wajah tertutup, ia mengaku tak dapat memastikan identitasnya.

"Yang pasti, saya tidak tahu," katanya. "Dari jarak itu Anda tidak dapat melihat wajah."

Ceritanya bertentangan dengan klaim Kiev, bahwa Slipak tewas dalam serangan mendadak dan bukan dalam kondisi saat separatis sudah dihujani tembakan dari posisi Ukraina.

Kedua belah pihak disebut-sebut kerap secara rutin menyalahkan yang lain untuk memulai pertempuran.

Sailor mengaku mengetahui kematian Slipak sehari setelah pertempuran.

Kehidupan Bertolak Belakang

Slipak, penyanyi bariton profesional itu meninggalkan tanah kelahirannya Ukraina pada tahun 1990-an untuk menetap di Prancis. Di negara itu, ia secara teratur menyanyi di Paris Opera.

Tapi setelah perang meletus pada tahun 2014, ia memutuskan untuk kembali ke kampung halaman untuk membela negaranya. Slipak lantas bergabung dengan batalion relawan untuk melawan separatis Rusia.

Di grup tersebut, Slipak mengadopsi gaya tradisional Ukraina. Memotong rambutnya dengan gaya Mohawk. Dia kadang-kadang juga bernyanyi bersama sesama pejuang.

Kondisi mengerikan dari garis depan sebagai unit tempur sangat kontras dengan keseharian Slipak yang tampil di produksi opera Perancis. Ia Lahir di kota barat yang indah, Lviv pada tahun 1974.

Slipak lulus dari akademi musik diLviv dan pindah ke Paris. Ia bahkan menyabet gelar juara untuk best male performer untuk "Toreador Song" dari "Carmen."

Ketika perang pecah di Ukraina, ia bergabung di sektor kanan, kelompok paramiliter nasionalis, di garis depan.

Pada hari Jumat, peti mati sang penyanyi opera itu melintasi Lviv dan dimakamkan di pemakaman Kota Lychakiv, tempat peristirahatan terakhir bagi tokoh-tokoh lokal.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini