Enggan Mundur, PM Thailand Menolak Disamakan dengan David Cameron

Liputan6.com, Bangkok - Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha, mengatakan dirinya menolak mundur.

Saat ini desakan meminta mantan Panglima Angkatan Bersenjata Thailand itu untuk mundur deras terjadi.

Thailand pada 7 Agustus nanti akan menggelar referendum untuk menentukan rancangan konstitusi baru negara tersebut. Kaum oposisi, yang dipimpin Partai Pheu Thailand menyatakan, PM Prayuth harus mundur jika rancangan konstitusi ditolak warga Thailand saat referendum.

Menanggapi desakan itu, PM Prayuth segera angkat bicara. Dia mengatakan, dirinya tak bisa disamakan dengan PM Inggris David Cameron yang mundur setelah refendum Brexit.

Prayuth menegaskan, yang terjadi di Thailand berbeda dengan Inggris. Sehingga tak ada alasan untuk mundur usai referendum.

"Dua kasus ini berbeda, kalian mau saya untuk mundur? Saya tak mau," ucap Prayuth seperti dikutip dari Asian Correspondent, Selasa (28/6/2016).

"Saya yang menentukan aturannya. Dia (Cameron) tidak melakukan seperti apa yang saya lakukan. Negaranya tidak mempunyai masalah seperti masalah kami," sambung dia.

Draft konstitusi Thailand saat ini terus menjadi perdebatan. Pasalnya, terdapat beberapa aturan yang dapat menghambat politisi yang terlibat kasus korupsi untuk duduk di parlemen.

Meski demikian, salah anggota Partai Pheu Thailand,  Khunying Sudarat Keyuraphan mengatakan masih ada beberapa poin yang harus dirubah. Terutama yang terkait mekanisme partai berkuasa dapat mengontrol secara penuh parlemen.

Dijelaskan, Khunying hal ini menyebabkan pemerintah tidak dapat bekerja dan berfungsi dengan baik dan sepatutnya.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.