Kisah Ilmuwan Wanita yang Membuktikan Kebenaran Teori Einstein

Liputan6.com, Boston - Sebuah gebrakan baru telah mengguncang dunia astrofisika. Sejumlah ilmuwan dari berbagi institusi pendidikan dan penelitian di seluruh dunia telah berhasil menguak misteri terbesar alam semesta: keberadaan gelombang gravitasi. 

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih seabad berspekulasi, di mana sebagian besar waktu tersebut dikerahkan untuk mengembangkan sebuah instrumen yang sedemikian sensitif untuk membuktikan sebuah hipotesis yang sebelumnya dipaparkan Albert Einstein seratus tahun lalu.

Hipotesis tersebut mengacu pada sebuah teori rancangan Albert Einstein yang dinamakan teori relativitas umum. Teori ini memprediksi keberadaan riak kecil di struktur ruang waktu yang kerap kali disebut sebagai gelombang gravitasi.

Salah satu dari ribuan ilmuwan 16 negara yang terlibat dalam upaya pengungkapan fenomena langka ini adalah seorang wanita asal Karachi, Pakistan bernama Nergis Mavalvala.

Mengemban profesi sebagai seorang astrofisikawan sekaligus Kepala Asosiasi bidang ilmu fisika di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Boston, AS, Nergis menjelaskan bahwa, gelombang gravitasi tersebut dideteksi melalui benturan dua lubang hitam berukuran sedang sekitar 1,3 miliar tahun cahaya dari Bumi.

“Kita semua telah menyaksikan kelahiran sebuah instrumen baru yang sangat berguna untuk bidang astronomi dan kemajuannya. Sekarang, kita tidak hanya berkesempatan untuk menyaksikan eksistensi gelombang gravitasi itu saja, kita sekarang juga bisa mendengarnya,” ungkap Nergis, mengutip Dawn, Sabtu (25/6/2016).

Melansir BBC, meski Nergis beserta ilmuwan lainnya dari California Institute of Technology, California, AS, dan LIGO Scientific Collaboration, sudah sejak bulan September tahun 2015 lalu mendeteksi eksistensi gelombang gravitasi tersebut, ia mengaku bahwa butuh berbulan-bulan untuk membuktikan kebenaran data-data yang telah mereka kumpulkan.

Nergis dan sosok fisikawan hebat lainnya mengumumkan kebenaran penemuan tersebut di sebuah konferensi pers yang digelar di Washington D.C, AS beberapa waktu lalu.

Berikut penjelasan Nergis Malvavala terkait gelombang gravitasi tersebut: