Sukses

Horor di Orlando Dibarengi 42 Penembakan Massal di Seantero AS

Tragedi penembakan Orlando menambah jumlah kematian orang akibat senjata api setiap harinya di AS.

Liputan6.com, Washington, DC - Matahari belum terbit pada Minggu, 12 Juni 2016. Namun kehebohan telah terjadi di kelab malam Pulse, Orlando. Omar Mateen sekonyong-konyong memberondongkan peluru, menewaskan 49 orang dan melukai 53 orang lainnya.

Insiden itu mendapat sorotan media dan merupakan serangan paling mematikan dalam sejarah penembakan massal di AS.

Namun, ada yang luput dari pemberitaan. Setidaknya pada hari yang sama ada 42 penembakan massal seantero AS.

Menurut laporan media yang dikumpulkan oleh organisasi Gun Violence Archieve dan Vox, total penembakan massal itu menewaskan 18 orang dan 41 orang terluka. Setidaknya ada lima anak kehilangan nyawa dalam insiden itu.

Penembakan tersebut, meskipun tak seheboh tragedi di Orlando, melukiskan gambaran tragis betapa umumnya kekerasan senjata di Amerika Serikat. Juga bagaimana senjata api merenggut ribuan nyawa setiap tahun, di luar penembakan massal, yang korbannya lebih dari empat orang.

Pada hari yang sama dengan penembakan Orlando, kekerasan senjata api terjadi, termasuk pembunuhan satu keluarga di New Meksiko dan seorang remaja 13 tahun di Baltimore.

Sebanyak 42 penembakan yang terjadi pada hari yang sama di Orlando, tersebar di 16 negara bagian. Kekerasan senjata api terjadi dari Pantai California hingga Perairan Maine.

Di negara bagian New Mexico, seorang pria menembak istrinya hingga tewas, juga empat anaknya yang masih berumur 14, 11, 7 dan 3 tahun. Jasad mereka ditemukan di rumah oleh keluarga. Sementara, penembak masih kabur.

 

Di Hari Tragedi Orlando, Ada 42 Penembakan Massal Seantero AS (VOX)

Ada tujuh insiden di lokasi yang berbeda di Chicago, menyebabkan tiga tewas dan sembilan luka. Pada salah satu penembakan, korban tewas saat tengah duduk di beranda. Saat itu korban sedang minum teh.

Tragisnya, ia baru saja menghadiri pemakaman temannya yang juga jadi korban penembakan.

"Ia seorang pria baik hati dan ayah yang hebat," kata salah seorang teman korban kepada Chicago Sun-Times. "Namun, ia berada di tempat dan waktu yang salah."

Di jalanan yang gelap dan sempit di Baltimore, Maryland, seorang laki-laki menembak hingga tewas remaja 13 tahun dan melukai pemuda 21 tahun. Ketika petugas sampai di lokasi, si pelaku--yang membawa senjata di kedua tangannya--melepaskan peluru ke arah polisi.

Ada empat penembakan lagi di Florida sendiri. Dua di antaranya menyebabkan nyawa melayang. Seorang pria ditemukan tewas tertembak pada pukul 05.00 di kota Tallahassee. Korban lain ditemukan tewas karena timah panas di rumahnya di Bartow, sebuah kota kecil di tengah Florida.

Daftar terus berlanjut dengan kematian pemuda 19 tahun di Rochester, New York; pria 40 tahun tewas tertembak di ladangnya di Lousiana. Dua peluru di dada menewaskan pemuda yang duduk di kursi belakangnya di Ohio.

Daftar itu berisi jumlah angka sehari-hari kekerasan senjata api di AS, yaitu 36 orang tewas tiap harinya karena penembakan di Negeri Paman Sam.

Tragedi penembakan Ohio merupakan pengecualian. Namun, dengan angka korban tewas yang begitu tinggi, rekor jumlah kematian akibat senjata api di AS kemungkinan besar berubah... semakin tinggi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.