Sukses

Rusak Foto Presiden di Sekolah, 230 Murid 'Dirumahkan'

Murid dari empat kelas yang tengah ujian dipulangkan gara-gara tak ada yang mengaku merusak foto Presiden Burundi, Pierre Nkurunziza.

Liputan6.com, Ruyigi - Pihak sekolah menengah di Burundi terpaksa memulangkan sekitar 230 muridnya pada Selasa 14 Juni 2016 waktu setempat, gara-gara foto presiden mereka rusak.

"Mereka merusak foto Presiden Pierre Nkurunziza di buku panduan," kata kepala bidang pendidikan di wilayah itu seperti dikutip dari Reuters, Rabu (15/6/2016).

Pejabat dari Departemen Pendidikan di Provinsi Ruyigi, 200 km (124 mil) timur ibukota Bujumbura, Kwizera Guillaume mengatakan mereka telah memulangkan total empat kelas yang tengah ujian.

"Ini pilihan kami untuk mencari tahu siapa dalang di balik tindakan tersebut," kata Guillaume kepada Reuters melalui telepon. 

Para siswa di sebuah akademi di Gisuru, di sebelah timur Burundi, tersebut dihukum karena tidak seorang pun bersedia memberi tahu siapa perusak foto.

Awal bulan ini empat siswa dan sejumlah orang ditangkap karena dituduh merusak gambar[ presiden Burundi](Pierre Nkurunziza "") di buku sekolah.

"Kami memutuskan untuk mengeluarkan sementara waktu 230 pelajar, karena mereka menolak untuk melaporkan siapa di antara mereka yang merusak foto presiden," kata seorang pejabat Distrik, Gisuru, Aloys Ngenzirabona yang Liputan6.com kutip dari BBC.

Ngenzirabona menambahkan, para siswa masing-masing mendapat kertas untuk menulis nama pelaku namun semuanya memberikan kertas kosong.

Kasus serupa juga menimpa 300 pelajar di Ruziba yang dipulangkan pada awal Juni karena alasan yang sama. Namun mereka kini sudah kembali bersekolah dan polisi sedang menyelidikinya.

Merusak gambar presiden Nkurunziza tampaknya sudah menjadi kebiasaan di Burundi bagi sejumlah kalangan di Burundi, baik itu dengan menulis kata-kata kasar atau merusak bagian matanya.

Burundi menghadapi peningkatan kekerasan dan ketidastabilan politik sejak Presiden Nkurunziza mengupayakan masa jabatan ketiga, dan berhasil menang lagi dalam pemilihan tahun 2015 lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini