Sukses

Pilot 'Bercanda' Jatuhkan Pesawat Eks PM, Maskapai Minta Maaf

Eks PM Yinluck Shinawatra memaafkan pilot itu dan berharap insiden serupa tak terjadi lagi kepada penumpang lainnya di masa depan.

Liputan6.com, Bangkok - Maskapai low cost carrier Nok Air secara formal meminta maaf kepada mantan perdana menteri Thailand, setelah salah satu pilot mereka mengeluarkan candaan "tidak" pantas.

Pilot itu kini tengah dalam penyidikan. Demikian seperti dilansir dari CNN, Selasa, (14/3/2016).

Sebelum menerbangkan pesawat, pilot yang tak disebutkan namanya mengambil foto mantan PM Thailand, Yinluck Shinawatra, bersama anak laki-laki serta rombongan sebelum masuk ke pesawat.

Tak beberapa lama kemudian ia mengirim foto itu ke grup komunikasi yang berisi 30 pilot sambil menulis, "Ini dia calon korban-korban kita."

Lantas, seorang pilot lain--yang dipercaya dari maskapai berbeda-- mengomentari: "Mungkin CFIT harus diatur."

CFIT adalah kepanjangan dari controlled flight into terrain dan biasa untuk mendeskripsikan skenario ketika pilot mengontrol pesawat untuk jatuh setelah sebelumnya menabrakkan diri.

Namun percakapan itu bocor dan jadi geger bahan berita di Thailand pada Minggu, 12 Juni.

"Nok Air memohon maaf kepada Ibu Yinluck Shinawatra dan kami menyesal karena tindakan tak pantas yang dilakukan oleh pilot kami," tulis CEO Nok Air, Patee Sarasin, dalam surat pribadi kepada Yinluck.

"Kami berharap surat ini menunjukan ketulusan kami dan memperlihatkan ketidaksukaan kami terhadap kelakuan negatif staf kepada pelanggan," ujarnya.

Pada hari Senin, 13 Juni, Yinluck merespons surat itu di Facebooknya.

Ia berterima kasih atas surat itu, menambahkan, "Semoga insiden seperti tidak terjadi lagi. Tak hanya kepada saya, tapi juga penumpang yang lainnya di masa depan demi profesionalisme, kepercayaan, dan standar organisasi. "

Yinluck, salah seorang figur kontroversial dalam politik Thailand, saat itu menggunakan maskapai Nok Air sekembalinya dari Provinsi Phrae di mana ia bertemu dengan para pendukungnya.

Yinluck dilantik pada 2011. Ia menjadi perdana menteri perempuan pertama di Thailand sekaligus yang termuda dalam 60 tahun terakhir. Ia lengser setelah kudeta tahun 2014.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini