Sukses

Teori Konspirasi: Ini Kelompok Rahasia yang Mengendalikan Dunia?

Bilderberg Group yang mempertemukan para tokoh elite dunia baru saja melakukan pertemuan yang dianggap rahasia oleh sejumlah orang.

Liputan6.com, Dresden - Selama beberapa puluh tahun, mereka yang meyakini teori konspirasi berusaha menguak Bilderberg Group --  kelompok yang rutin melakukan pertemuan tahunan, yang diyakini beranggotakan tokoh-tokoh paling kuat di dunia.

Tahun ini Biderberg Group melakukan pertemuan di Hotel Taschenbergpalais Kempinski, Dresden, Jerman pada 9 hingga 12 Juni 2016 lalu.

Bilderberg Group diyakini telah melakukan pertemuan rahasia untuk membahas segala hal, mulai dari pasang surutnya komunisme, perang nuklir, hingga cybersecurity.

Awalnya kelompok yang didirikan pada 1954 tersebu dibuat untuk menciptakan lebih banyak kerja sama antara Eropa dan Amerika Utara selama Perang Dingin.

Dengan nama diambil dari lokasi pertemuan pertama mereka, Hotel De Bilderberg di Oosterbeek, Belanda, forum tersebut beranggotakan orang-orang ternama, politisi, pemikir, dan pemimpin bisnis terkemuka dunia yang bertemu tiap tahun di sejumlah lokasi di Eropa dan Amerika Utara. Semuanya terpencil dan jauh dari keramaian.

Apa yang sebenarnya dibicarakan di sana, tak ada yang tahu. Tak ada media yang boleh mengakses pertemuan itu. Publik yang ingin mendekat tak mampu menembus barikade pengamanan dengan operasi keamanan yang berskala luas.

Dikutip dari Time, Senin (13/6/2016), Bilderberg yang beroperasi di bawah Chatham House Rule, memungkinkan para peserta pertemuan menggunakan informasi yang mereka kumpulkan namun tak boleh mengungkap siapa orang atau pihak di balik informasi tersebut.

Hal itu memicu timbulnya teori konspirasi yang mengklaim bahwa kelompok tersebut merancang 'new world order' atau tatanan dunia baru dan menjadi 'pengendali' dunia.

Pada tahun 2000, politisi Inggris Denis Healey yang merupakan salah satu peserta pertemuan Bilderberg, mengungkapkan sedikit agenda yang dibahas oleh kelompok tersebut.

"Untuk berkata bahwa kita sedang berjuang demi pemerintahan dunia yang satu merupakan hal berlebihan. Kami yang berada di Bilderberg merasa bahwa kita tak tak bisa terus menerus berperang, membunuh orang-orang, dan membuat ribuan orang menjadi tunawisma. Jadi kami merasa bahwa sebuah komunitas yang mencakup seluruh dunia merupakan hal baik," jelas Healey.

Hotel De Bilderberg di Oosterbeek, Belanda (booking.com)

Teori konspirasi juga menjelaskan kekuatan pertemuan Bilderberg. Contohnya pada 1991 Bill Clinton hadir pada pertemuan itu sebelum akhirnya ia menjadi presiden.

Tak hanya itu, Tony Blair juga hadir dalam pertemuan Bilderberg pada 1993 sebelum akhirnya ia menjabat sebagai Perdana Menteri Inggris.

Beberapa peserta yang pernah hadir dalam Bilderberg di antaranya adalah mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger, Ketua Chase Manhattan Corporation David Rockefeller, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron.

Berikut ini adalah daftar topik yang dibahas dalam pertemuan Bilderberg tahun 2016:

1. Peristiwa saat ini
2. China
3. Eropa: migrasi, pertumbuhan, pembaruan, masa depan, kesatuan
4. Timur Tengah
5. Rusia
6. Lanskap politik AS, ekonomi: pertumbuhan, utang, dan pertumbuhan
7. Cybersecurity (keamanan informasi)
8. Geo-politik energi dan harga komoditas
9. Kelas bawah dan menengah
10. Teknologi dan inovasi

Dua per tiga tokoh yang hadir berasal dari Eropa dan sepertignya dari AS, di antaranya termasuk Ketua Y Combinator Sam Altman, Richard Engel dari NBC News, Senator South Carolina Lindsay Graham, CEO LinkedIn Reid Hoffman, dan co-founder PayPal Peter Thiel.

Dalam website Bilderberg dideskripsikan bahwa pertemuan tersebut merupakan forum yang membahas secara informal isu besar dunia dan mengatakan bahwa tak ada pemungutan suara maupun dikeluarkannya pernyataan politik.

Namun, pertemuan itu tak mengeluarkan catatan atau risalah. Hal tersebut juga menjadi salah satu hal yang membuat penggemar teori konspirasi bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik Bilderberg.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini