Sukses

CIA: Data Rahasia 28 Halaman Ungkap Arab Saudi Tak Terlibat 9/11

John Brennan, mengatakan tidak akan ditemukan bukti keterlibatan pemerintah Saudi dalam serangan 11 September itu.

Liputan6.com, Fairfax - Pemerintahan Obama memutuskan akan segera melansir data rahasia mengenai investigasi peristiwa serangan 11 September atau 9/11. Data setebal 28 halaman itu didapat dari laporan penyidikan sebanyak  838 lembar. 

Menurut Direktur CIA, John Brennan, dia percaya bahwa dalam susunan 28 halaman laporan Komisi 9/11 yang akan segera diumumkan, tidak akan ditemukan bukti keterlibatan pemerintah Arab Saudi dalam serangan 11 September itu. Kendati demikian, ada klaim yang menyatakan bahwa negara kaya minyak itu, telah mendanai kegiatan teroris. Demikian dilansir dari UPI, pada Senin (13/6/2016).

"Laporan tersebut merupakan rangkaian 'pendahuluan' penyelidikan diterbitkan pada 2002. Penyelidikan dilakukan dengan menyambungkan potongan demi potongan informasi, tentang siapa yang bertanggung jawab untuk peristiwa 9/11," kata Brennan.

Berdasarkan laporan tersebut, direktur CIA itu mengatakan komisi 9/11 itu diperiksa dengan teliti, menyangkut keterlibatan pemerintah Saudi atau pejabat senior Saudi.

Kesimpulan yang didapatkan adalah tidak ada bukti menunjukkan bahwa pemerintah Saudi atau individu Saudi, mendukung serangan 9/11.

"Informasi tidak dapat membuktikan keterlibatan Saudi," kata Brennan.

"Sangat disayangkan penyerangan tersebut terjadi. Tapi, insiden tersebut terjadi akibat ulah Osama Bin Laden bersama dengan kelompok terornya, Al Qaeda," kata dia.

Sebelum dipublikasikan, pada bulan Mei, Brennan awalnya menolak untuk merilis laporan tersebut, karena dianggap mengandung 'informasi tanpa pemeriksaan'.

Sebelumnya, Tim Roemer -- mantan anggota komisi 9/11 -- mendesak untuk mengeluarkan halaman yang sudah diklasifikasikan.

"Aku sangat ingin mempublikasikan informasi ini secepatnya. Keluarga korban 9/11 berhak mengetahuinya, begitu juga warga AS dan keadilan. Kita memiliki hak untuk transparansi," kata Roemer.

Senat kemudian mengeluarkan RUU yang memungkinkan para korban serangan teror 9/11, menuntut Saudi Arabia.

Presiden Barck Obama bahkan telah berjanji untuk memveto undang-undang, yang masih membutuhkan persetujuan Gedung Putih.

"Jika kita membuka kesempatan bagi individu dan AS untuk menuntut pemerintah, artinya kita juga memberikan kesempatan pada negara lain untuk menuntut AS," kata Obama.

Pemerintah Arab Saudi juga telah diperingati akan masalah yang mungkin timbul di masa depan, jika hal tersebut disetujui dan menjadi undang-undang.

Dalam sebuah wawancara, Brennan mengatakan, AS relatif aman dari serangan teroris internasional. Dia meyakini bahwa selama 15 tahun terakhir, pemerintah AS, badan intelijen, keamanan dan penegak hukum, telah melakukan hal yang luar biasa untuk melindungi negara.

"Akan menjadi lebih sulit bagi teroris untuk melakukan serangan di AS. FBI dan para penjaga keamanan tanah air, meningkatkan kewaspadaan agar peristiwa 9/11 tidak terjadi lagi," kata direktur CIA itu.

Brennan juga mengatakan, mereka harus selalu mewaspadai pergerakan Al Qaeda dan ISIS.

"Aku percaya kedua kelompok teroris itu mampu membunuh orang tidak bersalah, perempuan dan anak-anak," kata Brennan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini