Sukses

Kejam, Seorang Pria Afghanistan Dikuliti Hidup-hidup oleh Taliban

Kelompok Taliban menyiksa seorang buruh di Afghanistan, mencungkil matanya dan mengulitinya hidup-hidup.

Liputan6.com, Kabul - Seorang buruh pria di Ghor, Afghanistan, Fazl Ahmad, menjadi korban penyiksaan kelompok Taliban. Mata Ahmad dicungkil, ia dikuliti, dan dilempar dari sebuah tebing curam -- gaya penyiksaan ini mirip dengan yang dilakukan kelompok teroris ISIS.

Menurut kelompok itu, salah satu kerabat jauh Ahmad terlibat dalam pembunuhan seorang mantan komandan Taliban pada Desember 2015 lalu. Demikian seperti dilansir Daily Mail, Minggu (12/6/2016).

Alasan itulah yang diduga kuat melatari penyiksaan terhadap Ahmad. Salah seorang anggota parlemen Ruqiya Naeel mengatakan, Ahmad masih shock menyadari dirinya dikuliti hidup-hidup.

"Para pelaku mengiris bagian dadanya -- membuat menampakkan bagian hatinya," ujar Ruqiya kepada Washington Post.

Kebiadaban pembunuhan ini mirip dengan yang dilakukan teroris ISIS di Suriah dan Irak. Namun Taliban sendiri membantah berafiliasi dengan kelompok itu.

Sementara itu, Afghanistan memuji keputusan Amerika Serikat (AS) untuk memperluas wilayah operasi militer demi menghadapi pemberontakan Taliban. Menurut otoritas negara itu, dukungan Negeri Paman Sam akan membantu meningkatkan kemampuan juang militer lokal.

Keputusan AS itu nantinya akan memungkinkan militer kedua negara untuk menjalin kerja sama yang lebih erat lagi. Sejak awal 2015, militer AS dilaporkan telah melatih pasukan Afghanistan demi meningkatkan kualitas tempur mereka.

"Kami menyambut baik pengumuman keterlibatan AS yang lebih luas dalam perang melawan terorisme di Afghanistan," jelas Juru Bicara Kementerian Pertahanan, Daulat Waziri.

"Mereka tidak perlu ikut bertempur, namun kami butuh mereka untuk memberi nasehat, membantu melengkapi fasilitas angkatan udara, serta meningkatkan kapasitas tempur kami di lapangan," imbuhnya.

Pengumuman AS yang akan memperluas wilayah operasi militer terjadi setelah Afghanistan diketahui mengalami kekurangan pasukan -- menyebabkan serangkaian kekalahan atas Taliban pada 2015 lalu.

AS melalui kebijakannya itu, nantinya diizinkan melakukan serangan udara terhadap Taliban jika diperlukan -- secara signifikan ini sangat membantu pihak Afghanistan yang memiliki kapasitas angkatan udara terbatas.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini